CNL, Program Pemkab atau Kampanye Calon Bupati?

Innalillahi, Cianjur Ngawangun Lembur Gencar, IPM Cianjur Malah Terendah

Beritacianjur.com – PROGRAM Cianjur Ngawangun Lembur (CNL) sudah digencarkan sejak 2016 lalu, namun ternyata tak mampu meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Cianjur, yang kini terendah se-Jawa Barat. Tak hanya itu, sejumlah kalangan pun menyoroti adanya nuansa kampanye pada program CNL tersebut. Ada apa dengan CNL?

Untuk memastikan kebenaran informasi tersebut, beberapa waktu lalu, beritacianjur.com mengikuti sejumlah kegiatan CNL yang dikomandoi langsung Plt Bupati Cianjur, Herman Suherman. Salah satunya di Desa Cipetir Kecamatan Cibeber dan Desa Limbangansari Kecamatan Cianjur.

Ternyata, informasi tersebut bukan isapan jempol belaka. Pada saat acara CNL berlangsung, terlihat sejumlah pejabat dinas menggunakan pin bertuliskan “CNL, 2020 Sakalideui, Bersama Herman Suherman Membangun Cianjur”.

Direktur Pusat Kajian Kebijakan Publik, Cianjur Riset Center (CRC), Anton Ramadhan menegaskan, hal tersebut sudah sangat kental dengan nuansa kampanye. Seperti diketahui, Plt Bupati Cianjur sudah bisa dipastikan bakal meramaikan kontestasi Pilkada Cianjur 2020.

“Di pin ada kalimat ‘2020 sakali deui’, itu sudah jelas kampanye. Kalau benar CNL itu murni program Pemkab Cianjur, tak perlu juga ada embel-embel BHS Manjur (Bersama Herman Suherman). Tak hanya di pin, sejumlah pejabat dinas juga mengenakan rompi, kemeja dan batik bernuansa kampanye,” ujarnya kepada beritacianjur.com, Kamis (14/11/2019).

Tak hanya kampanye dari simbol yang tertera di pin atau atribut lainnya saja, namun Anton mengatakan, ketika Plt Bupati Cianjur menyampaikan kepada warga bahwa dirinya bakal mencalonkan bupati pun, sudah menguatkan bahwa ada kampanye di balik CNL.

“Di acara CNL, ada sosialisasi pribadi terkait pencalonan yang diperkuat dengan atribut-atribut kampanye, apalagi kalau bukan kampanye sebelum waktunya?” tegasnya.

Baca Juga  Imbas Arema vs Persebaya Ricuh dan 127 Nyawa Melayang, Persib vs Persija Ditunda

“Ditambah ada informasi dari orang dinas, saat ada pembagian beras, sarung atau yang lainnya, selalu ada embel-embel BHS Manjur, padahal kan itu uang Negara yang memang sudah menjadi hak masyarakat Cianjur, dan bukan dari pribadi. Pertanyaannya, nama acaranya itu CNL atau BHS Manjur?” sambungnya.

Anton menilai, kondisi adanya nuansa kampanye itu berkaitan dengan program CNL yang hanya sekadar seremonial. Buktinya, meski sudah digelar lebih dari 2 tahun, namun IPM Cianjur paling jeblok di Jawa Barat.

IMG 20191115 WA0001

Terkait IPM Cianjur terendah se-Jawa Barat yakni 64,62, Anton menerangkan, hal tersebut merupakan masalah besar. Pasalnya, mengindikasikan bahwa kesehatan dan pendidikan memerlukan akselerasi lebih. Tak hanya itu, lanjut Anton, IPM Cianjur terendah pun mengindikasikan bahwa kemiskinan dan pengangguran di Cianjur masih tinggi, serta semua komponen berada di bawah Jawa Barat, terutama rata-rata lama sekolah (RLS), harapan lama sekolah (HLS) dan pengeluaran.

“Membangun Cianjur itu bukan dengan cara seremonial atau bagi-bagi beras dan yang lainnya saja, namun semuanya juga harus terukur dan terencana. Hal yang terpenting, jangan ada kepentingan pribadi atau kampanye karena fokus membangunnya akan terganggu,” terangnya.

Sementara itu, berkaitan dengan Pilkada Cianjur 2020, ternyata tak hanya Plt Bupati Cianjur, Herman Suherman saja, namun mantan Sekda Cianjur yang kini menjabat Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Cianjur, Oting Zaenal Mutaqin pun siap meramaikan Pilkada Cianjur 2020 mendatang.

“Ya, saya ditawari untuk mengisi formulir calon bupati pada Selasa (12/11/2019) oleh Gerindra. Insya Allah besok (hari ini, red) saya akan mengembalikan formulirnya ke Gerindra,” katanya.

Meski nantinya akan berhadapan dengan pimpinannya saat ini di Lingkungan Pemkab Cianjur, yakni Herman Suherman, namun Oting menyatakan siap untuk bertarung di kancah Pilkada Cianjur 2020.

Baca Juga  Duh! Aktris Amanda Manopo Dipanggil Bareskrim Terkait Promosi Situs Judi Online

Saat disinggung terkait pemanfaatan jabatan atau fasilitas yang saat ini dimilikinya sebagai kepala dinas untuk kampanye, Oting menegaskan, sedikitpun tak akan pernah memanfaatkan hal tersebut.

“Tidak, saya tidak akan pernah memanfaatkan jabatan dan fasilitas untuk kampanye saya. Intinya, saya akan mengikuti Pilkada dengan mengikuti juga aturannya,” pungkasnya.(gie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *