Tanggapi Bantahan Bupati Cianjur, Himat: Dugaan Gratifikasi Umrah Kuat, Serahkan kepada Kepolisian Saja

BERITACIANJUR.COM – HIMPUNAN Mahasiswa Tjiandjoer (Himat) menanggapi bantahan atau klarifikasi Bupati Cianjur, Herman Suherman terkait dugaan gratifikasi umrah bareng bersama pejabat Pemkab Cianjur, tokoh agama, politikus, pengusaha serta elemen masyarakat lainnya.

Ketua Himat, Edwin Nursalam menegaskan, bantahan atau klarifikasi merupakan hak Bupati Cianjur, Herman Suherman yang perlu dihargai. Selama proses hukum masih berjalan, sambung dia, semua pihak memiliki hak memberikan penjelasan.

“Bantahan itu hak bupati, kami hargai. Tapi kami juga memiliki hak menjalankan fungsi sebagai kontrol sosial. Laporan pengaduan soal dugaan gratifikasi umrah bareng berdasarkan kajian kami, bukan asal-asalan melaporkan. Dugaannya sangat kuat, kita serahkan saja kepada Polres Cianjur, biarkan proses hukum berjalan,” ujarnya kepada beritacianjur.com, Jumat (29/9/2023).

Ketika melakukan pendekatan logika, sambung Edwin, jika benar bupati dan para pejabatnya pernah mendaftar umrah dengan biaya sendiri, seharusnya hal tersebut sudah melalui perencanaan matang.

“Kalau bayar sendiri, harusnya tetap berangkat umrah, kan sayang uangnya kalau dibatalkan dan pastinya sudah direncanakan. Kita harus ingat, data jemaah umrah bareng yang beredar di aplikasi WhatsApp yang berjudul ‘data update paspor jemaah September itu’, beredar tak lama sebelum jadwal pemberangkatan. Dalam daftar itu ada nama bupati dan sejumlah pejabat. Kalau misalkan Pak Bupati sibuk, apa semua pejabat juga sibuk semua? Kami dapat informasi, sejumlah pejabat baru membatalkan berangkat itu setelah ramai pemberitaan di media,” bebernya.

Berdasarkan informasi yang diperoleh pihaknya dari laman http://bbkkp.kemenperin.go.id, terdapat contoh-contoh kasus yang dilarang, antara lain:

1. Pemberian tiket perjalanan kepada pejabat atau keluarganya untuk keperluan pribadi secara cuma-cuma.
2. Pemberian hadiah atau parsel kepada pejabat pada saat hari raya keagamaan oleh rekanan atau bawahannya.
3. Hadiah atau sumbangan pada saat perkawinan anak dari pejabat oleh rekanan kantor pejabat tersebut.
4. Pemberian potongan harga khusus bagi pejabat untuk pembelian barang dari rekanan.
5. Pemberian biaya atau ongkos naik haji dari rekanan kepada pejabat.
6. Pemberian hadiah ulang tahun atau pada acara-acara pribadi lainnya dari rekanan.
7. Pemberian hadiah atau souvenir kepada pejabat pada saat kunjungan kerja
8. Pemberian hadiah atau uang sebagai ucapan terima kasih karena telah dibantu.

Baca Juga  Bukan Hanya Sofyan, SR Juga Bacok Dua Korban Lainnya saat Ditagih Utang, Polisi Masih Kejar Pelaku

“Laporan pengaduan soal dugaan gratifikasi umrah bareng, tidak kami tujukan kepada satu orang pribadi saja, namun kepada semua pegawai atau pejabat di lingkungan Pemkab Cianjur yang diduga keberangkatan umrahnya dibiayai seorang pengusaha. Intinya, semuanya kita serahkan saja proses hukumnya kepada Polres Cianjur,” pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, Bupati Cianjur Herman Suherman membantah pemberitaan di sejumlah media terkait dugaan gratifikasi umrah bareng bersama pejabat Pemkab Cianjur, tokoh agama, politikus, pengusaha serta elemen masyarakat lainnya.

Klarifikasi Herman tersebut disampaikan melalui video yang diunggah di akun Instagram miliknya pada Jumat (29/9/2023). Ia menegaskan, dirinya dan pejabat Pemkab Cianjur tidak berangkat umrah seperti jemaah umrah bareng lainnya pada Kamis (28/9/2023) kemarin.

“Saya mengklarifikasi, dari jauh-jauh hari saya sudah menyatakan tidak akan berangkat. Saya akan fokus terhadap pekerjaan terutama penanganan bencana alam dan banyak kegiatan proyek yang mengalami keterlambatan,” ujarnya.

Ia mengaku sebelumnya memang mendaftarkan untuk umrah, namun dengan menggunakan biaya pribadi. Pembatalan keberangkatan umrah diakuinya karena melihat situasi dan kondisi saat ini yang tidak mungkin berangkat.

“Banyak yang menawarkan biaya umrah, tapi saya tolak. Saya masih mampu dari saya sendiri dengan keluarga,” ucapnya.

Selain itu, Herman juga menginformasikan terkait hal-hal yang kurang baik. Diduga hal tersebut terkait dugaan penganiayaan terhadap mahasiswa Unsur yang dilakukan salah satu jemaah umrah bareng.

“Itu di luar sepengetahuan saya. Atas nama pribadi, kalaupun ada yang melakukan hal kurang baik sepengetahuan saya, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Masyarakat Cianjur, ayo kita tetap kompak bersama dalam rangka mewujudkan Cianjur yang maju, mandiri, religius dan berahklak mulia. Terakhir mohon doa semoga Cianjur dijauhkan dari bala bencana,” pungkasnya.(gie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *