BERITACIANJUR.COM – Kementerian Kesehatan mengimbau seluruh jemaah haji yang sedang bersiap pulang atau yang telah tiba di Tanah Air, untuk tetap menjaga kesehatan dan kemabruran hajinya
Menurut Kepala Bidang Kesehatan (Kabid) Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Mohammad Imran, seluruh jemaah harus meningkatkan kewaspadaan terhadap gejala penyakit pasca-haji guna mencegah penyebaran dan komplikasi kesehatan lebih lanjut.
Bagi jemaah yang sedang mempersiapkan diri untuk pulang ataupun berpindah dari Makkah ke Madinah, sambung dia, agar selalu menjaga kesehatannya dan mewaspadai gangguan kesehatan yang dipicu cuaca panas ekstrem di Arab Saudi
“Suhu udara di Makkah mencapai 45°C dan di Madinah mencapai 47°C, serta kelembapan rendah di bawah 15%,” ujar Imran seperti dikutip dari beritacianjur.com dari kemkes.go.id, Senin (16/6/2025).
Imran menegaskan, cuaca panas ekstrem tersebut berpotensi memicu berbagai masalah kesehatan seperti dehidrasi, kelelahan akibat panas (heat exhaustion), serta memperparah penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes, gagal ginjal, gagal jantung dan penyakit paru kronis.
Pihaknya mencatat hingga hari ke-44 pelaksanaan ibadah haji (cut-off pukul 16.00 WAS), jumlah jemaah rawat jalan di kloter mencapai 72 ribu orang, dengan tiga kasus terbanyak yakni inspeksi saluran pernapasan akut (ISPA), hipertensi dan diabetes.
“Panasnya Arab Saudi yang berbeda dengan suhu udara di Indonesia dapat memicu kejadian akut penyakit kronis seperti hipertensi dan diabetes,” ungkapnya.
Ia juga menyebutkan, data jemaah yang dirawat jalan di RSAS sebanyak 238 orang, dengan tiga kasus terbanyak adalah pneumonia, diabetes dengan komplikasi dan penyakit jantung koroner.
Menanggapi kondisi tersebut, Imran mengingatkan seluruh jemaah haji agar cukup beristirahat dan tidak memaksakan diri melakukan aktivitas ibadah yang menguras fisik, seperti umrah sunnah berulang kali atau melaksanakan ibadah Arbain saat di Madinah.
Tak hanya itu, ia juga mengingatkan jemaah untuk menghindari aktivitas di luar hotel pada waktu terik, antara pukul 10.00–16.00 WAS. Jika harus beraktivitas di luar ruangan saat waktu terik, agar menggunakan payung, semprotan wajah, dan membawa air minum.
Khusus bagi jemaah lansia dan yang memiliki komorbid, lanjut dia, disarankan untuk mengutamakan ibadah lain yang tidak menguras fisik, seperti bersedekah, berzikir, dan membaca Al-Qur’an.
“Lakukan konsultasi kesehatan secara rutin minimal satu kali seminggu, serta minum obat secara teratur sesuai dosis yang dianjurkan,“ kata Imran.
Imran juga berpesan bagi jemaah yang sudah kembali ke Indonesia, agar segera memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat, baik rumah sakit maupun puskesmas, jika mengalami demam, batuk-pilek disertai sesak napas dalam waktu kurang dari 14 hari setelah kembali dari Tanah Suci.
Selain itu, Imran juga menekankan pentingnya menyampaikan riwayat perjalanan kepada petugas kesehatan agar dapat diberikan penanganan yang tepat dan akurat, terlebih saat ini terdapat kenaikan kasus Covid-19 di beberapa negara, termasuk Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Imran karena pihaknya mendapatkan informasi bahwa data Covid-19 di Indonesia hingga minggu ke-23 tahun 2025, mencapai 178 orang terkonfirmasi positif.
“Oleh karena itu, untuk mewaspadai penyebaran Covid-19, bagi jemaah yang sedang batuk-pilek sejak di Tanah Suci hingga pulang ke Indonesia, jangan lupa pakai masker, rajin mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer, dan segera melaporkan riwayat perjalanannya ke petugas kesehatan untuk mendapatkan penanganan yang sesuai,” pungkasnya.(gie/rls)