BERITACIANJUR.COM – Sejumlah pedagang jajanan sekolah hingga sopir angkot di Kabupaten Cianjur harus merasakan dampak diberlakukannya kembali sekolah daring.
Salah satu penjual cakue jajanan sekolah, Doni (42) mengatakan, pihaknya sangat kecewa terhadap kebijakan pemberhentian PTM yang diganti dengan kembalinya sekolah daring.
“Baru saja dua minggu PTM digelar dan jualan juga mulai ramai, tiba-tiba diberhentikan dan kembali sekolah daring. Di samping omzet jualan menurun drastis, kami (pedagang) juga tidak pernah dapat perhatian atau bantuan dari pemerintah,” ujarnya kepada Berita Cianjur, Kamis (10/2/2022).
Ia mengungkapkan, penghasilan yang biasanya bisa mencapai 80 persen saat sekolah tatap muka, kini harus kembali menurun akibat sekolah daring.
“Biasanya saat sekolah tatap muka penghasilan bisa sampai Rp400-500 ribu per hari. Tapi kalau saat sekolah daring, paling dapat Rp100-150 ribu juga susah harus keliling komplek dulu sambil jalan pulang,” ungkapnya.
Hal serupa juga diungkapkan salah satu sopir angkot, Jenal (29). Ia sangat menyayangkan kebijakan pemerintah Cianjur yang mengganti sekolah PTM dengan sekolah daring.
“Pastinya sangat kecewa. Karena yang biasanya kita bawa anak sekolah, sekarang jadi ga ada. Paling rame juga pas ibu-ibu yang mau ke pasar,” tuturnya.
Menyikapi hal tersebut, para pedagang maupun sopir angkot yang merasakan imbas dari kebijakan sekolah daring berharap, agar Pemkab Cianjur memberikan solusi terbaik bagi pedagang kecil maupun sopir angkot.
“Kami berharap Pemkab Cianjur memberikan solusi atas kebijakan tersebut, karena banyak elemen yang merasakan imbasnya. Harapannya, sekolah tatap muka jalan lagi tapi dibatasi 50 persen siswa. Jadi tidak 100 persen sekolah daring,” bebernya.
Diketahui sebelumnya, Pemkab Cianjur menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) pada pertengahan Januari 2022, namun belum lama ini kebijakan tersebut diganti dengan sekolah daring.
Hal tersebut berdasarkan Surat Edaran Bupati Cianjur 443.1/1150/Satgas Covid-19/2022 tentang peningkatan kewaspadaan penyebaran virus Covid-19 di wilayah Kabupaten Cianjur.
“Berdasarkan hasil evaluasi dan pemantauan di lapangan, kebijakan pemberhentian PTM diambil mengingat sudah banyak sekolah-sekolah yang siswa dan gurunya yang terpapar Covid-19,” ujar Bupati Cianjur, Herman Suherman belum lama ini.(rus)