Protes Harga Kedelai Meroket, Penjual Tahu Tempe di Cianjur Mogok Serentak

BERITACIANJUR.COM – Seluruh penjual tahu tempe di setiap pasar Kabupaten Cianjur serentak mogok produksi, dalam upaya protes terhadap melambungnya harga kacang kedelai saat ini.

Ketua Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Kopti) Kabupaten Cianjur, Hugo Siswaya membenarkan aksi mogok produksi tersebut.

Menurutnya, sebanyak 211 perajin tahu tempe yang terdaftar di Kopti Kabupaten Cianjur sudah sejak tiga hari yang lalu berhenti beroperasi.

“Sementara penjual di pasaran baru satu hari melakukan aksi mogok produksi dan diperkirakan akan sampai Kamis (24/2/2022) mendatang. Ini merupakan bentuk protes terhadap mahalnya harga kacang kedelai,” ujarnya kepada wartawan, Selasa (22/2/2022).

Hugo mengungkapkan, harga kacang kedelai yang saat ini terus meroket dan sangat memberatkan para perajin tahu tempe.

“Harga di perajin itu biasanya berkisar Rp9.600, tapi sekarang naik jadi Rp11.000-11.300,” ungkapnya.

Terpisah, Arifin (30) salah seorang penjual tahu tempe mengatakan, aksi mogok produksi tersebut merupakan bentuk protes terhadap pemerintah atas mahalnya kacang kedelai.

“Sudah mah harga minyak goreng mahal dan langka, sekarang ditambah harga kedelai mahal. Semoga pemerintah cepat cari solusi untuk para pedagang kecil,” bebernya.

Harga Kedelai Naik karena Cuaca Buruk El Nina dan Kebutuhan Besar China

Melansir Kompas.com, Menteri Perdagangan (Mendag), Muhammad Lutfi menyebut, naiknya harga kedelai di Indonesia karena adanya beberapa permasalahan dari negara importir yang salah satunya adalah cuaca buruk El Nina di kawasan Amerika Selatan.

“Jadi permasalahan kedelai di Indonesia yang harganya belakangan ini naik, karena adanya beberapa permasalahan dan terjadinya El Nina di Argentina,” ujar Lutfi, Jumat (18/2/2022).

Ia mengatakan, harga kedelai per gantang yang sebelumnya 12 dollar Amerika Serikat (AS) naik menjadi 18 dollar AS per gantang.

Baca Juga  Korsleting Listrik saat Cas HP, 4 Rumah dan 1 Madrasah di Cipanas Hangus Terbakar 

Selain dari dampak cuaca buruk El Nina, lanjutnya, naiknya harga kedelai juga dipengaruhi oleh kebutuhan besar di negara China.

Ia menyebut, jika baru-baru ini, di negeri tirai bambu China ada lima miliar babi baru yang semua pakannya adalah kedelai.

Namun, Lutfi menerangkan, jika saat ini pihaknya sementara menyiapkan mitigasi dari melambungnya harga kedelai secara nasional.

“Sekarang ini kami sedang menyiapkan mitigasinya dan kesempatan pertama minggu depan akan kami umumkan kebijakannya seperti apa,” tandasnya.(rus/gap)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *