KPM Diancam, Penyaluran BPNT di Cianjur Diduga Bermasalah

BERITACIANJUR.COM – Penyaluran Bantuan Pangan non Tunai (BPNT) di Kabupaten Cianjur diduga bermasalah. Pasalnya, ada pengondisian keluarga penerima manfaat (KPM) oleh salah satu agen E-warong.

Selain itu, para KPM mengaku menerima ancaman akan dicoret dari daftar penerima, jika tidak membelikan uang BPNT yang kini sudah berubah aturan tersebut, ke agen E-warong yang sudah ditentukan.

Berdasarkan aturan terbaru, penyaluran BPNT 2022, kini berupa uang tunai dan sudah disalurkan melalui PT Pos Indonesia.

Para KPM tidak lagi harus menukarkan uangnya ke E-warong, namun bisa membelanjakan uang yang diterimanya untuk komoditas pangan yang sudah ditetapkan ke pasar tradisional dan warung sembako manapun.

Namun, berdasarkan pantauan di lapangan, terdapat intervensi kepada KPM di Desa Cisujen, Kecamatan Takokak. Para KPM sudah dikavling dan terikat agar tetap membeli ke E-warong yang sudah dikondisikan.

Bahkan, masyarakat terlebih dulu diberi sembako berupa beras, agar uang yang diterima langsung dibayarkan ke E-warong.

“Kemarin tiba-tiba dibagikan beras, ada yang satu hingga tiga karung beras. Katanya ambil dulu saja, bayarnya setelah BPNT cair, sekalian sama komoditas lainnya,” ujar Aam (bukan nama sebenarnya), salah seorang KPM di Kecamatan Takokak, Minggu (27/2/2022).

Ia mengaku, warga terpaksa membeli ke E-warong lantaran ditekan oleh pejabat RT hingga desa. Bahkan, yang tidak beli dari E-warong diancam akan dicoret dari daftar penerima bantuan ke depannya.

“Warga mah maunya belanja bebas sesuai aturan, kan yang penting komoditasnya sesuai. Tapi warga jadi takut, karena katanya akan dicoret kalau tidak beli ke E-warong itu. Tadi juga ada yang nanya ke perangkat desa, katanya tetap harus ke E-warong,” tuturnya.

Baca Juga  Perangi Corona, Yoyoy Badru Lindungi Jamaah Jumatan dengan Bilik Disinfektan dan Bagikan Masker

Masih di Kecamatan Takokak, tepatnya di Desa Sindangresmi, KPM hanya menerima beberapa paket sembako dari uang Rp600 ribu yang disetorkan.

“Iya katanya semuanya disetorkan, sekarang baru dapat beras, telur, dan kentang,” ujar Ida, KPM di Desa Sindangresmi.

Bukan hanya di Kecamatan Takokak, pengarahan pembelian paket sembako juga terjadi di Kecamatan Cianjur.

Ketua RT 03 Kelurahan Sawahgede, Kecamatan Cianjur, Abah Ayung mengungkapkan, jika penyaluran BPNT yang diubah menjadi uang tunai, sangat lekat dengan pengarahan dan intimidasi.

“Di kelurahan saya juga sama, KPM diarahkan untuk membeli ke agen E-warong. Jangankan tidak membelikan, beli hanya dua paket saja ancamannya di penyaluran berikutnya akan dicoret,” bebernya.

Padahal, lanjutnya, dalam aturannya sudah jelas, bahwa KPM bisa berbelanja di mana saja.

“Dalam aturannya kan jelas, KPM bisa memilih yang kualitasnya bagus. Tapi masih saja terjadi pengarahan dan intimidasi. Saya minta pemerintah turun tangan,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Cianjur Asep Suparman, mengatakan penyaluran BPNT di tahun ini mengalami perubahan, dari yang semula perbulan dengan pembelian ke E-warong menjadi per tiga bulan dengan uang yang diberikan langsung melalui Kantor Pos Indonesia.

“Jadi untuk tahun ini langsung diberi uang tunai Rp600 ribu per tiga bulan. Kalau sebelumnya kan uang masuk ke kartu penerima, kemudian ditukar ke E-warong,” ungkapnya.

Asep menegaskan, jika penyaluran tidak boleh ada pengarahan dari pihak manapun apalagi ancaman pada KPM akan dicoret jika tidak membeli pada pihak tertentu.

Menurutnya, KPM akan disanksi hingga pencoretan bantuan jika dinilai melanggar ketentuan, salah satunya tidak membelikan bantuan pada komoditas pangan.

“Tidak boleh ada pengarahan. Karena yang membuat KPM dicoret itu bukan karena tidak beli ke E-warong, tapi jika uangnya dipakai untuk membeli barang di luar sembako yang ditetapkan. Apalagi malah dipakai bayar hutang atau yang lainnya. Sekarang kan bebas, asal ada bukti pembelian,” terangnya.

Baca Juga  Hujan Deras Selama Tiga Jam, 3 Desa di Cibeber Terendam Banjir

Pihaknya pun akan segera turun tangan terkait informasi pengarahan dan pengancaman terhadap KPM tersebut.

“Kami akan cek ke lapangan terkait informasi dugaan penyimpangan tersebut,” pungkasnya.(rus/gap)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

7 komentar

  1. Inilah krisis moral dan sipat individualisme sudah menjadi penyakit akut bangsa, maka tdk heran hal apapun bisa terjadi di tanah air ini. Semoga seluruh bangsa Indonesia disadarkan dan diberijan Taufik n hidayah. Aamiin yra.

  2. Wah sama nih di kecamatan cilaku juga begini, paman saya kemaren dapet paket sembako 3 karung beras, kentang, ayam 3 ekor, jeruk. Kalo di itung2 ga sampai 600rb.

  3. Sama,,,ditempst saya juga di desa sababdar,kec karangtengah cuanjur semua penerima kpm diaarahkan supaya langsung dibelanjakan d e warung,,,kalau tidak katanya akan dicoret sebagai penerina bantuan