BERITACIANJUR.COM – Para pedagang di Bojongmeron (Bomero) Citywalk Cianjur terlibat bentrok dengan petugas gabungan saat penertiban yang dilakukan pada Selasa (11/11/2025).
Akibatnya, sejumlah pedagang dan petugas Satpol PP mengalami luka serius lantaran terlibat cekcok hingga aksi saling dorong.
Kasatpol PP Cianjur, Djoko Purnomo mengatakan, pihaknya menerjunkan sekitar 400 petugas gabungan dari berbagai instansi terkait.
Menurutnya, sejak jam 08.00 Wib, petugas sudah disiagakan di kawasan Bojongmeron Citywalk, karena masih ada penolakan dari sebagian kecil pedagang. Namun pada jam 12.00 penertiban akhirnya selesai dilakukan.
“Saat penertiban tadi memang ada pro dan kontra. Tapi sebenarnya sebagian besar pedagang sudah membereskan sendiri lapaknya. Dari 200 pedagang, hanya sekitar 40 pedagang yang tadi bertahan dan akhirnya ditertibkan petugas,” ujar Djoko pada wartawan.
Menurutnya, para pedagang nantinya akan direlokasi ke Pasar Induk Cianjur (PIC) secara bertahap dan untuk mengantisipasi kembalinya pedagang di kawasan Bojongmeron, petugas akan disiagakan setiap harinya untuk melakukan pengawasan dan penindakan.
“Ini belum berakhir. Setelahnya petugas terus berkeliling di kawasan ini. Memastikan tidak ada lagi yang berjualan. Di kawasan yang dilarang. Nantinya Bojongmeron Citywalk dikembalikan ke fungsi utamanya sebagai ruang terbuka untuk masyarakat,” bebernya.
Tudingan Maladministrasi
Perwakilan Pedagang Bojongmeron, Zaki Muhaimin mengatakan, penertiban oleh petugas gabungan tersebut cacat hukum karena kawasan Bojongmeron bukan bagian dari kawasan yang ditata oleh pemerintah.
“Ada maladministrasi dalam peraturan yang dibuat sebelumnya. Jalan yang ditata itu Jalan KH Agus Salim, sementara ini Jalan H Salim,” ungkapnya.
Menurutnya, tindakan pemerintah untuk merelokasi pedagang Bojongmeron berpotensi mematikan ekonomi masyarakat. Sebab, para pedagang kecil tidak akan bisa bersaing di Pasar Induk Cianjur yang banyak diisi oleh bandar.
“Kami sudah dua kali pindah ke sana, dan dua kali mengalami kebangkrutan bahkan jadi utang. Sekarang kami tidak ingin terjerumus ke lubang yang sama,” tegasnya.
Selain itu, ia pun sangat menyayangkan aksi represif petugas yang menyebabkan sejumlah pedagang mengalami luka.
“Ada pedagang yang sampai luka robek di pelipis karena dipukul petugas. Sekarang korban dirawat di rumah sakit dan dijahit lukanya sampai 8 jahitan. Kami minta pertanggungjawaban dari pemerintah,” pungkasnya.(gap)










