BERITACIANJUR.COM – Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Cianjur, Eri Rihandiar, mengungkapkan dampak yang dihadapi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur khususnya soal pembangunan infrastruktur jalan, terkait kebijakan pemerintah pusat yang melakukan pemangkasan transfer ke daerah (TKD) 2026.
Meski tetap menargetkan pembangunan jalan di Cianjur akan rampung 100 persen selama masa jabatan Bupati Cianjur, Mohammad Wahyu Ferdian, namun Eri menjelaskan, pemangkasan tersebut sangat memengaruhi targetnya dalam pembangunan insfratruktur jalan.
“Dari panjang jalan Kabupaten Cianjur sekitar 1.335 kilometer, jalan Cianjur yang sudah mantap saat ini mencapai 75 persen. Diharapkan tahun ini bisa meningkat menjadi 77 persen,“ ujar Eri, Senin (20/10/2025).
Sedangkan untuk tahun depan, sambung dia, direncanakan pembangunan jalan hanya bisa dilakukan sekitar 5 persen atau 65 kilometer.
Secara rinci Eri memaparkan, untuk setiap 1 kilometer pembangunan jalan membutuhkan anggaran sekitar Rp3 miliar. Alhasil, untuk 65 kilometer yang direncanakan tahun depan diperlukan dana sekitar Rp200 miliar.
“Tahun ini kan targetnya mencapai 77 persen, sedangkan untuk tahun depan ditargetkan bisa 82 persen alias 65 kilometer. Sisanya 300 kilometer lagi ditargetkan bertahap selesai, dan insyaallah selama masa jabatan bupati akan terealisasi 100 persen,“ ungkapnya.
Meski adanya pemangkasan anggaran sangat berpengaruh terhadap target yang sudah ditentukan, namun Eri mengaku akan tetap berusaha semaksimal mungkin agar pembangunan tetap bisa berjalan.
“Jadi APBD Cianjur itu dipotong Rp400 miliar, tentu sangat berpengaruh pada program kegiatan. Tapi kita berupaya mencari alternatif pembiayaan lain, seperti bantuan provinsi (banprov) maupun investasi daerah,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, untuk tahun anggaran 2026 mendatang, dana transfer dari pemerintah pusat ke Kabupaten Cianjur akan dipangkas sebesar Rp400 miliar.
Menanggapi hal tersebut, Bupati Cianjur, Mohammad Wahyu Ferdian, angkat bicara terkait dampak dari pemangkasan tersebut. Menurutnya, semua sektor akan terkena efisiensi, salah satu dampaknya infrastruktur jalan di Cianjur bakal melambat.
“Pengurangan anggaran tidak hanya terjadi di Cianjur, tetapi juga dialami kota, kabupaten, hingga provinsi lain di seluruh Indonesia. Langkah efisiensi menjadi strategi utama untuk menyiasati keterbatasan tersebut. Secara umum efisiensi dari operasional sekitar 30-50%. Kegiatan yang tidak mendesak kita alihkan agar pembangunan tetap berjalan,“ ujarnya, Senin (20/10/2025)
Dari penerapan efisiensi tersebut, sambung dia, pemangkasan anggaran dana pusat sangat berpengaruh terhadap pembangunan infrastruktur. Ia menyebutkan, target penyelesaian jalan yang semula ditetapkan bisa rampung dalam waktu 2-3 tahun, kemungkinan besar akan lebih lama.
“Tentu target pembangunan jalan tidak akan secepat seperti yang sudah direncanakan, karena adanya pengurangan dana transfer dari pusat ini,“ ungkapnya.(gil)







