Beritacianjur.com – SEBANYAK 507 bakal calon (bacalon) kepala desa mengikuti tes tertulis akademik yang digelar di Universitas Suryakancana (Unsur), Jalan Pasir Gede Raya, Kelurahan Bojongherang, Kecamatan/Kabupaten Cianjur, Minggu (19/1/2020.
Penanggungjawab Pelaksana, Drs Dedi menyampaikan, terdapat 15 soal pertanyaan dalam tes akademik tersebut. Guna menjamin pelaksanaan yang steril, sambung Dedi, soal tak boleh dibawa ke luar ruangan.
Terkait masalah pemeriksaan, Dedi menerangkan, diberlakukan teknis nomor 1 akan memeriksa nomor 7, yang nantinya ditabulasikan, diranking serta diumumkan langsung di ruangan. Menurutnya, hal tersebut dilakukan karena banyak bacalon yang beranggapan bahwa Unsur yang menentukan kelulusan tes.
“Hasil administrasi digabungkan dengan hasil tes tertulis, dan panitia desa harus bisa mengkalkulasikan nilai dari tes administrasi dan tes akademik,” ujarnya.
Dedi menambahkan, ada hal riskan jika nilai dari bacalon kades terdapat yang sama. “Untuk persoalan ini, kami akan siapkan soal ekstra untuk perolehan yang nilainya sama dan diberi waktu 10 menit. Dan itu sangat riskan, harus ekstra pengamanan, karena bagi yang nilainya sama akan ada pengulangan tes,” paparnya.
Ketua Pelaksana, Dr. Tanti juga mengatakan akan ada penggabungan nilai administrasi dan nilai tes tertulis, dan masing-masibg akan diberi name tag. “Ada kekhawatiran karena beberapa desa yang belum menyampaikan hasil-hasil pleno penilaian admin, ini mungkin kerawanan yang kami khawatirkan,” jelasnya.
Sementara itu, guna mengamankan dan mengawal kelancaran acara tes tertulis akademik di unsur, pihak kepolisian mengerahkan ratusan personel.Paur Subbag Humas Polres Cianjur, Ipda Budi Setiyauda mengatakan, dari 507 peserta atau bacalon, kemungkinan hanya separuhnya yang akan lolos dan sekitar 157 akan gugur menjadi Bacalon Kades 2020.
“Biasanya dari Ormas atau LSM suka berbuat onar, maka kita dan babinsa akan lakukan pendekatan bagi bacalon kades yang gugur,” pungkasnya.(wan)
