BERITACIANJUR.COM – Menyusul adanya temuan 192 kasus gagal ginjal akut misterius pada anak di Indonesia dan salah satunya ditemukan di Cianjur, seluruh apotek di Cianjur sudah menghentikan sementara penjualan obat berbentuk cair atau sirup,
Ketua Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Cabang Cianjur, Budi Mrsanto mengatakan, pihaknya sudah mengeluarkan surat edaran pada setiap apotek untuk tidak menjual bebas obat dalam bentuk sirup kepada masyarakat sesuai instruksi dari Kemenkes.
“Sudah kami imbau seluruh apotek di Cianjur melalui grup WhatsApp untuk tidak menjual dulu obat sirup, sampai dilakukan pengumuman resmi lebih lanjut dari pemerintah,” terangnya, Selasa (25/10/2022).
Terpisah, pemilik Apotek Pasundan, Wini Syafta mengatakan, setelah adanya pengumuman dan edaran dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terkait penjualan obat sirup, pihaknya langsung menghentikan sementara penjualan obat tersebut.
“Langsung kita hentikan penjualannya. Ada yang mau beli pun tidak kita layani dulu meski stoknya banyak. Tapi kita jelaskan juga kenapa tidak dijual kepada pembeli,” ujarnya.
Ia menjelaskan, sejak ada instruksi tersebut, pihaknya telah menyimpan semua stok obat batuk dan obat demam sirup di gudang. Tak heran jika etalase obat pun terlihat kosong.
“Iya kita kosongkan juga yang di etalase, obatnya kita simpan dulu di gudang. Kita masih tunggu juga bagaimana arahan dari Kemenkes soal penjualan obat sirup, mana yang masih boleh dijual dan tidak,” ungkap Wini.
Sementara itu, Bupati Cianjur, Herman Suherman menegaskan, pihaknya sudah menginstruksikan Dinas Kesehatan (Dinkes) Cianjur untuk terus memantau secara ketat peredaran obat terlebih untuk jenis obat sirup.
“Kita ikuti arahan dari pusat. Dinkes juga sudah diminta untuk mengawasi, jangan sampai ada yang melanggar,” tegasnya.(wan)