Beritacianjur.com – ADA kejanggalan pada pelaksanaan program dana Jaminan Persalinan (Jampersal) di Cianjur sebesar Rp12 M, yang pelayanannya sudah distop sejak Oktober 2019 lalu. Benarkah?
Kejanggalan tersebut terdapat pada perbedaan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Cianjur dengan RSUD Sayang Cianjur. Tak tanggung-tanggung, perbedaan jumlah penerima manfaat dana Jampersal mencapai 166 pasien. Kok bisa?
Ya, saat sejumlah warga Cianjur mendatangi Kantor Redaksi beritacianjur.com, untuk mengeluhkan tidak bisa lagi memanfaatkan dana Jampersal di RSUD Sayang Cianjur, tim redaksi mencoba langsung mengonfirmasi ke pihak terkait dan Dinkes Cianjur.
Kepala Dinkes Cianjur, Tresna Gumilar menegaskan, layanan kesehatan Jampersal distop sejak Oktober 2019 dikarenakan anggaran sebesar Rp12 M untuk program tersebut sudah hampir habis. Saat ditanya data, Tresna mengarahkan wartawan untuk menanyakan langsung ke Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan.
“Itu kan dana dari pusat, dihentikan Oktober karena dananya emang hampir habis. Soal teknis dan data bisa langsung tanyakan ke Pak Hendra,” ujarnya saat ditemui beritacianjur.com pada kegiatan Cianjur Ngawangun Lembur (CNL) di Desa Cipetir Kecamatan Cibeber, belum lama ini.
Jika Tresna menyampaikan anggarannya hampir habis, beda halnya dengan Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Cianjur, Hendra Hendrawan. Menurutnya, dana Jampersal sudah distop hingga Oktober karena anggaran sebesar Rp12 M sudah habis.
Hendra menyebutkan, total pasien yang menggunakan manfaat dana Jampersal 2019, mencapai 3.425 orang. Jumlah tersebut terdiri dari pasien RSUD Sayang Cianjur sebanyak 1.991 orang, RSUD Cimacan 246 orang, RSUD Pagelaran 43 orang, RSHS Bandung 3 orang dan Puskesmas 1.136 orang.
“Total 3.425 orang tersebut belum termasuk data dari RSUD Sayang Cianjur pada bulan Oktober. Jadi 1.991 di RSUD Cianjur itu belum total semuanya, kami masih menunggu data Oktober,” paparnya.
Fakta mengejutkan ketika kami mewawancarai Wakil Direktur Administrasi Umum dan Keuangan, Yusman Faisal. Menurutnya, data total pasien Jampersal di RSUD Sayang mencapai 2.498, sementara untuk bulan Oktober mencapai 341 orang.
Jelas, ketika mengamati penjelasan dari Dinkes Cianjur dan RSUD Cianjur, maka terdapat perbedaan jumlah mencapai 166 pasien.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Pusat Kajian Kebijakan Publik, Cianjur Riset Center, Anton Ramadhan menilai, perbedaan data tersebut sangatlah janggal dan Dinkes Cianjur harus bisa menjelaskannya.
“Kalau katanya Dinkes tinggal menunggu data dari RSUD Cianjur untuk Oktobernya saja, maka harusnya data dari RSUD itu 507 orang, lalu kenapa pihak RSUD bilang di bulan Oktober itu hanya 341 orang? Ini janggal, harus ada penjelasan dari pihak Dinkes Cianjur,” pungkasnya.(gie)