Beritacianjur.com – Direktur Perumdam Tirtamukti Cianjur, Budi Karyawan, menyangkal jika tabung gas klorin yang bocor di gudang milik Perumdam yang menyebabkan sejumlah warga sekitar mengalami keracunan, merupakan milik pihaknya.
Ia menegaskan, barang tersebut merupakan milik pihak ketiga yang sudah tidak dipakai dan masih tersimpan di gudang. “Barangnya belum diambil pemiliknya. Kita sudah tidak menggunakan lagi gas klorin,” ujar Budi melalui layanan Whattsap, Selasa (1/10/2019)
Meski begitu, Budi mengatakan, semua biaya pengobatan atau perawatan warga yang menjadi korban, akan ditanggung oleh pihak Perumdam. “Tidak ada yang sampai dirawat inap, semua sudah bisa pulang,” katanya.
Peristiwa yang terjadi pada Senin (30/9/2019) malam tersebut memang mengejutkan warga Kampung Ciajag Tiga, Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku, Cianjur. Tabung kaporit diduga meledak dan sebarkan gas klorin ke lingkungan sekitar. Alhasil, ratusan warga mencium bau aneh.
Saat kejadian, warga berlarian mengungsi ke salah satu toko swalayan di jalan Cianjur Sukabumi. Ekspresi panik terlihat jelas di wajah mereka, sebagian warga bahkan ada yang mengungsi ke sanak saudara.
Kondisi di sekitar lokasi gudang, sejumlah rumah warga kosong dan bahkan pabrik tahu yang lokasinya berdekatan pun ditinggalkan pekerjanya. Mobil ambulan lalu lalang mengangkut sejumlah warga yang menjadi korban karena tak sempat melarikan diri.
Tabung kaporit yang meledak langsung diamankan dan dicelupkan ke selokan di samping gudang. Garis polisi pun menjadi pembatas tempat kejadian.
Seorang warga yang berhasil mengungsi, Fitri mengungkapkan sekitar pukul 21.00 WIB terdengar suara ledakan dan tiba-tiba tercium bau yang aneh, seperti kaporit atau pemutih. Selang beberapa menit, bau emakin menyengat yang menyebabkan mata perih, sesak napas dan batuk-batuk.
“Bahkan ada yang pingsan, yang tak sadarkan diri dibawa ke tempat yang udaranya bagus kemudian dibawa ke rumah sakit menggunakan ambulan,” ungkapnya.
Fitri mengaku rumahnya berjarak sekitar 20 meter dari lokasi kejadian. Tak hanya warga, lanjut Fitri, sejumlah pekerja PDAM pun pingsan. “Bahkan dari bajunya pun tercium bau kaporit, dan langsung dibawa ke rumah sakit,” ucapnya.
Kesaksian juga disampaikan oleh warga lainnya, Rini. Ia secara tegas memprotes adanya operasional PDAM di lingkungannya. “Dari awal keberadaan PDAM tak pernah meminta izin kepada warga sekitar, warga ingin protes,” tegasnya.(gie)