BERITACIANJUR.COM – Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Kabupaten Cianjur, gencar melakukan penguatan dan pengembangan program Kampung Keluarga Berkualitas (KB). Hal itu ditujukam untuk menekan angka stunting di Cianjur.
Jabatan Penata Kependudukan dan Keluarga Berencana DPPKBP3A Kabupaten Cianjur, Ida Parida Setiawati, mengatakan program Kampung KB ini sudah dibentuk di 360 kampung yang ada di desa dan kelurahan se-Kabupaten Cianjur, di mana dalam kegiatannya terdapat sejumlah program untuk mencegah anak mengalami stunting.
“Iya hingga di 2025 ini kami terus mengembangkan program Kampung KB ini sebagai salah satu upaya dalam menurunkan angka stunting pada anak di Cianjur, walaupun di dalamnya masih banyak kegiatan-kegiatan lainnya,” ujar Ida saat dihubungi beritacianjur.com, Minggu (16/11/2025).
Menurutnya, dalam program Kampung KB yang berfokus pada penurunan angka stunting, dilakukan sosialisasi terkait intervensi gizi spesifik yang ditekankan pada seribu hari pertama kehidupan.
“Intervensi gizi spesifik itu di mana lebih ditekankan kepada seribu hari pertama. Nah di seribu hari pertama kehidupan itu kan mulai dari ibu hamilnya, kemudian pasca persalinannya sampai bayi berusia 2 tahun, di situ kita diintervensikan terkait gizi untuk pertumbuhan anak,” imbuhnya.
Kemudian ia menjelaskan, pada masa tersebut di mana saat pasca kelahiran seorang ibu hamil, para petugas yang berada di Kampung KB bakal menyarankan mereka untuk mengikuti program KB yang dapat berdampak pada penurunan angka stunting.
“Jadi program KB di sini untuk penurunan stunting, yaitu intervensi gizi spesifik di seribu hari pertama kehidupan. Jadi setelah melahirkan, diharapkan ibunya masuk KB pasca persalinan, untuk mencegah kehamilan sehingga berfokus mengurus perkembangan anak agar tidak alami stunting,” paparnya.
Program KB ini juga menyasar para pasangan usia subur yang sudah memiliki banyak anak untuk mencegah kehamilan. Pasalnya, jika sudah terlalu banyak anak bakal mengubah kelahiran risiko tinggi pada ibu yang akan berdampak pada stunting.
“Untuk pasangan usia subur yang sudah terlalu banyak anak atau sudah terlalu tua untuk hamil, disarankan untuk memakai kontrasepsi jangka panjang. Nah ini juga bisa berdampak pada penurunan stunting, karena bayi yang dilahirkan oleh ibu yang beresiko tinggi itu nantinya akan menimbulkan atau berdampak pada stunting,” bebernya.
Selan itu, sambung dia, program Kampung KB ini juga melaksanakan sosialisasi perilaku hidup bersih dan sehat. Di mana kegiatan tersebut juga merupakan langkah kongkret dalam gerakan menekan angka stunting.
“Jadi melalui kegiatan ini kami mengubah perilaku masyarakat. Karena dari cuci tangan saja bisa menyembuhkan penyakit, kalau anak misalnya makan tidak cuci tangan bisa diare, dan sangat rentan terkena stunting. Perubahan perilaku itu contoh konkretnya seperti itu yang juga jadi upaya menurunkan angka stunting,” tuturnya.
Sebab itu, pihaknya sampai saat ini terus mengembangkan program Kampung KB untuk berkontribusi dalam menurunkan angka stunting di Kabupaten Cianjur.
“Untuk menuju peningkatan kesejahteraan dan pencapaian penurunan angka stunting, kami terus mengembangkan program Kampung KB ini untuk ke depannya,” pungkasnya.(gil)










