BERITACIANJUR.COM – Di hadapan para jurnalis, Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTK), Kementerian Eenergi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyosialisasikan program energi panas bumi atau geothermal, Selasa (25/3/2025).
Pada kegiatan sosialisasi yang berlangsung di Ikan Bakar Cianjur (IBC) Cijedil Cianjur tersebut, juga digelar acara buka bersama.
Berdasarkan informasi yang dihimpun beritacianjur.com, proyek geothermal di Cianjur, tepatnya di lereng Gunung Gede Pangrango yang merupakan proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), mendapatkan penolakan dari warga sekitar yang khawatir dengan berbagai dampak negatif yang bisa ditimbulkan.
Sejumlah warga yang menolak tersebut antara lain, warga Desa Cipanas, Sukatani, Cipendawa, Galudra, Nyalindung, Ciputri, Sindangjaya serta Ciherang.
Subkoordinator Penyiapan dan Evaluasi Wilayah Kerja Panas Bumi, Andi Susmanto mengatakan, isu negatif terkait program geothermal memang tersebar di kalangan masyarakat, seperti adanya anggapan jika panas bumi dapat mengurangi debit air tanah dan dapat menghasilkan gas beracun.
“Padahal panas bumi atau geothermal itu sendiri mengandung fakta ilmiah yang berbeda, yakni kandungan yang dihasilkan dari proyek tersebut merupakan uap air, bukan gas beracun,” jelasnya.
Menurutnya, pentingnya peran media dalam membantu menyosialisasikan jalannya proses dan manfaat dari program tersebut.
“Iya kami sangat berharap para media bersinergi dalam menyosialisasikan pengembangan dan manfaat dari program panas bumi geothermal ini kepada masyarakat,” ujarnya kepada wartawan.
Pemanfaatan energi geothermal bagi masyarakat, sambung dia, dapat dilihat dengan adanya salah satu proyek geothermal PSPE Cipanas yang digarap PT Daya Mas Geopatra Pangrango, yang mempunyai prinsip keberlanjutan dan kepatuhan terhadap regulasi lingkungan.
Salah satunya, lanjut dia, yakni dalam sektor pertanian, di mana dengan energi geothermal dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil ketika dalam proses hasil pertanian.
“Di sektor pertanian sebagai contoh pemanfaatannya dapat berperan meningkatkan kualitas hasil panen dengan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Contohnya seperti pengeringan biji kopi dan hasil pertanian lainnya,” imbuhnya.
Menurutnya, energi panas bumi juga memiliki stabilitas yang dapat diandalkan masyarakat. Pasalnya, energi geothermal tidak bergantung pada kondisi cuaca sehingga dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan.
“Energi geothermal mempunyai manfaat bagi masyarakat lokal, termasuk stabilitas pasokan energi yang dapat dimanfaatkan setiap tahunnya karena tidak bergantung pada cuaca apapun,” pungkasnya.(gil)