Kisah Nenek Eti, Tinggal Puluhan Tahun di Atas Gunungan Sampah TPA Pasir Sembung Cilaku, Berharap Dapat Bantuan Pemerintah

BERITACIANJUR.COM – Kisah pilu datang dari seorang nenek bernama Eti berusia 115 tahun yang hidup di sebuah gubuk reyot di sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Pasir Sembung, Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur.

Selama puluhan tahun, ia tinggal bersama suaminya dengan mengandalkan penghasilan dari mengais sampah, terutama plastik yang kemudian dijual untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Nenek Eti menceritakan bahwa ia berasal dari daerah Banten dan mulai menetap di Cianjur sejak era 1980-an.

IMG 20250508 WA0030

Awalnya, Nenek Eti bekerja serabutan dan kerap berpindah-pindah tempat tinggal hingga akhirnya menetap di sekitar TPA Pasir Sembung Cilaku.

“Iya, saya tinggal di sini sudah puluhan tahun. Dulu dekat SMK Pertanian, tapi setelah sekolah itu tutup, saya pindah ke sini, di atas bukit sampah,” ujarnya, Jumat (9/5/2025).

Suaminya, yang akrab dipanggil Abah, juga mengais sampah dan sering pergi hingga ke TPA Cikalongkulon. Kadang, Abah baru pulang setelah beberapa hari.

“Sehari-hari kami makan kangkung. Kadang ada bantuan dari warga juga. Kalau penghasilan dari sampah kurang dari Rp20 ribu, ya kadang tidak cukup,” ungkapnya.

Mengenai dokumen kependudukan seperti KTP dan Kartu Keluarga, Nenek Eti menyebut dokumen tersebut disimpan oleh anaknya.

“Saya punya anak, tapi kondisinya juga tidak mampu. Jadi saya memilih tinggal terpisah supaya tidak membebani,” ucapnya.

Nenek Eti berharap ada perhatian dari pemerintah, karena hingga kini belum pernah menerima bantuan, baik untuk kebutuhan pokok maupun tempat tinggal yang layak.

“Emak mah yang penting sehat dan bisa makan. Kalau tempat tinggal, ya bagaimana baiknya saja. Soal layak atau tidak, yang penting nyaman,” tutupnya.(iky/gap)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *