BERITACIANJUR.COM – SEJUMLAH organisasi kompak menyatakan pengecamannya terhadap pelaku kekerasan terhadap mahasis Universitas Suryakancana (Unsur) Cianjur Alief Irfan, oleh salah seorang yang terdaftar sebagai calon jemaah umrah bareng bersama pejabat Pemkab Cianjur, politikus, pengusaha dan tokoh agama.
Sejumlah organisasi tersebut antara lain, Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI), Reform Institute for Civil Society and Democracy (Risdem), Cianjur Independent Society (CIS) dan Cianjur Inisiatif.
Ketua GMBI Distrik Cianjur, Cep Suhendi mendorong agar pihak kepolisian untuk secepatnya memproses kasus dugaan penganiayaan hingga tuntas. Menurutnya, tindakan kekerasan tersebut sangat mengancam demokrasi di Cianjur.
“Kami kecam keras tindakan kekerasan terhadap adik kami mahasiswa. Kebebasan berpendapat itu dilindungi oleh Undang-Undang. Usut dalang intelektual di balik kasus ini. Cara-cara intimidasi dan premanisme akan mematikan demokrasi di Kabupaten Cianjur. Ini harus kita lawan,” ujarnya kepada wartawan, Rabu (27/9/2023).
Sementara itu, Ketua Cianjur Inisiatif, Asep Wowo mengaku pihaknya mengutuk keras penganiayaan terhadap aktivis dan mendukung Polres Cianjur dalam menindaklanjuti kasus tindakan kekerasan.
“Kami dukung Polres Cianjur untuk menindaklanjuti kasus ini, agar tidak terulang lagi kekerasan dan intimidasi terhadap aktivis demokrasi di Cianjur ini. Ini preseden buruk dalam berdemokrasi. Suara mahasiswa dibungkam dengan kekerasan dan intimidasi. Mohon doanya dan dukungan moril buat adinda Alif dan mohon viralkan link berita ini agar pelaku penganiayaan cepat ditangkap dan diproses hukum,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, seorang mahasiswa yang tergabung dalam Jaringan Intelektual Muda (JIM), Alief Irfan dipukul salah seorang yang terdaftar sebagai calon jemaah haji umrah bareng bersama pejabat Pemkab Cianjur, politikus, pengusaha dan tokoh agama, di sebuah cafe di kawasan halaman Gedung Assakinah, Cianjur.
Alief mengaku, peristiwa yang terjadi pada Senin (25/9/2023) sore tersebut bermula ketika dirinya diajak ngopi oleh staf Sekretaris Pribadi (Sekpri) Bupati Cianjur. Agendanya, membahas rencana JIM yang bakal menggelar aksi mengkritisi bupati, salah satunya soal kegiatan umrah bareng pejabat yang diduga pihaknya menggunakan dana APBD.
“Awalnya ngobrol biasa, namun sekitar 10 menit kemudian, datang banyak orang. Sebelum dipukul saya dilempar dulu tapi lupa pakai apa itu melemparnya, yang pasti kena muka saya. Selanjutnya saya dipukul,” ujarnya kepada beritacianjur.com, Selasa (26/9/2023).
Pasca-kejadian, Alief yang juga tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Tiandjoer (Himat), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan pernah aktif menjadi pengurus BEM Unsur ini, langsung melaporkan dugaan tindak pidana penganiayaan tersebut ke Polres Cianjur.
“Pelaku pelemparan dan pemukulannya saya tidak kenal, tapi akhirnya saya tahu nama pelaku pemukulannya, ia bernama Jamaluddin. Saya sudah laporkan kejadian ini ke Polres Cianjur,” jelasnya.
Berdasarkan penelusuran beritacianjur.com, Jamaluddin yang dilaporkan Alief ke Polres Cianjur dengan dugaan tindak pidana penganiayaan, memiliki nama lengkap Jamaluddin Junaidi Ghani. Ia tercatat sebagai Dewan Pengawas RSUD Pagelaran.(gie)