BERITACIANJUR.COM – Seorang bayi perempuan berusia 3 bulan di Kampung Cileungsi, RT 02/RW 01, Desa Sukajaya, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur menderita gizi buruk.
Bayi cantik bernama Nesya Aulia itu lahir pada 19 November 2023. Tubuh mungilnya begitu sangat memprihatinkan. Perutnya nampak membuncit, tapi tangan dan kakinya kurus keriput.
Awalnya, anak kelima dari pasangan Siti Nurhayati (43) dan Ukat Hidayat (45) yang lahir secara prematur itu memiliki berat badan 3,5 kilogram.
Namun, saat memasuki usia sekitar 2 bulan, tepatnya saat dibawa ke Posyandu di sekitar rumah, berat badan bayi Nesya ternyata turun menjadi 2,5 kilogram.
“Ketahuannya setelah ke Posyandu, berat badan anak saya turun drastis, karena seharusnya kalau normal sekitar 4 kilogram,” ujar ibu bayi Nesya, Siti kepada wartawan, Kamis (15/2/2024).
Ia pun panik dan bingung, sebab sejak lahir hingga usianya 3 bulan saat ini, bayi Nesya rutin meminum ASI.
“Saya juga awalnya heran karena badannya semakin kecil, padahal menyusunya sering,” jelasnya.
Setelah beberapa hari dirawat di rumah, akhirnya Siti pun memutuskan untuk membawa anaknya ke rumah sakit. Meskipun awalnya ia sempat ragu karena tidak mempunyai kartu BPJS.
Ditambah, untuk makan dan memenuhi kebutuhan sehari-hari saja masih harus berhemat. Karena sang suami hanya bekerja sebagai penjual susu keliling, sehingga penghasilannya tidak menentu.
“Jangankan untuk berobat di rumah sakit, untuk biaya kebutuhan sehari-hari saja bingung. Tapi Alhamdulillah, bidan setempat menyarankan agar bayi Nesya ke rumah sakit saja, urusan biaya nanti akan dibantu. Termasuk untuk jaminan sosial kesehatannya,” ungkapnya.
Kini, bayi Nesya tengah mendapat perawatan intensif di RSUD Sayang Cianjur agar berat badannya bisa naik dan kondisinya stabil.
“Alhamdulillah sudah sepekan dirawat. Sekarang berat badan anak saya sudah naik, terakhir ditimbang 2,8 kilogram,” jelasnya.
“Mudah-mudahan, kondisi anak saya dapat segera membaik,” tambahnya.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cianjur, Yusman Faisal mengatakan, bahwa bayi asal Cugenang yang mengalami gizi buruk tersebut sudah ditangani beberapa hari setelah terpantau oleh petugas di Puskesmas.
“Benar bayi tersebut mengalami gizi buruk. Tapi sudah ditangani. Sudah tujuh hari dirawat di rumah sakit,” papar Yusman.
Menurutnya, kondisi tersebut diduga disebabkan bayi yang terlahir secara prematur, sehingga asupan gizi dari ASI-nya tidak terserap dengan maksimal.
“Dugaan karena lahirnya prematur. Tapi sekarang sudah ditangani dengan diberikan asupan gizi khusus oleh nakes di RSUD Sayang. Berat badannya sudah mulai naik. Kalau sudah di berat badan normal sekitar 3,5-4 kilogram, maka sudah bisa pulang. Tapi tetap kami pantau perkembangannya saat di rumah nanti,” tandas Yusman.(gap)