BERITACIANJUR.COM – Seorang wisatawan yang sedang berkunjung ke Pantai Cemara mengeluhkan adanya dugaan pungli dari Pengelola Pantai Cemara, Kecamatan Cidaun, Kabupaten Cianjur.
Kejadian itu viral setelah akun TikTok @dahliaagustinyy membagikan momen saat dirinya tengah berwisata di Pantai Cemara, Minggu (10/3/2024).
Dalam video singkatnya, ia mengeluhkan adanya 2 kali pembayaran tiket pintu masuk senilai Rp5.000 per orang bagi wisatawan wisatawan yang berkunjung ke kawasan tersebut.
Pada saat berita ini dibuat, video tersebut sudah ditonton lebih dari 302.500 kali dengan 4.267 like, dan dikomentari 663 ribu orang.
Dalam postingannya, Dahlia juga membagikan momen saat hendak memakai gazebo yang disewa senilai Rp25.000 untuk tiga orang, sewa ATV Rp150.000 per jam, dan sewa tikar Rp20.000. Namun, ternyata beberapa fasilitas tersebut ada yang tidak layak untuk disewakan.
Selain itu, ia juga mengeluhkan kondisi pantai yang kotor seperti tidak ada yang membersihkan area tersebut. Padahal menurutnya, di kawasan tersebut sudah ada retribusi dan pengelolanya.
Sementara itu, Pengelola Pantai Cemara, Suhendar menyebut, terkait adanya pungli di kawasan Pantai Cemara itu karena adanya segelintir orang atau oknum yang tidak bertanggung jawab atas pemungutan biaya pada wisatawan, terutama di momen Papajar seperti saat ini.
“Sebenarnya kalau dari pengelola pantai hanya menyediakan tiket masuk di pintu pantainya saja yang senilai Rp5.000. Nah selain itu, kami tidak memungut biaya apapun lagi dan apabila ada pemungutan lain itu berarti hanya oknum yang memanfaatkan saja,” ungkap Suhendar, Senin (11/3/2024).
“Dan sebelumnya kami pun sudah bermusyawarah untuk membicarakan dan mengkondisikan terhadap adanya dugaan pungli di kawasan Pantai Cemara,” lanjutnya.
Atas kejadian ini, sambung Suhendar, ia dan pihaknya mengharapkan adanya peran dari pemerintah terhadap kejadian seperti ini. Terutama tarkait pantai yang kotor karena banyak sampah yang menumpuk.
“Kalau soal sampah, sebenarnya setiap hari juga dibersihkan. Hanya saja, kami bingung mau dibuang ke mana, karena di sini tidak ada tempat pembuangan akhir. Makannya harus segera diatasi, agar para wisatawan bisa nyaman ketika berkunjung ke sini,” tutupnya.(gil/gap)







