Waduh, Cianjur Satu-satunya Zona Merah di Jabar, Bupati: ‘Uwing-uwing’ di Jalan sudah Jarang

BERITACIANJUR.COM – MESKI terjadi kenaikan status dari PPKM level 3 menjadi level 4, namun Bupati Cianjur, Herman Suherman tetap meyakini daerah berujuluk Kota Santri ini berada di level 2 dan berstatus zona kuning.

“Saya menilai Kabupaten Cianjur itu level 2, karena apa? Sekarang keterisian ruang isolasi di rumah sakit sudah pada kosong serta sudah disterilkan. Coba lihat juga, suara uwing-uwing (ambulan, red) di jalan sudah jarang, berbeda dengan minggu yang lalu, itu indikasi Cianjur sudah membaik” ujarnya kepada wartawan usai melantik 15 pejabat baru di lingkungan Pemkab Cianjur, belum lama ini.

Ya, salah satu indikasi yang disebutkan Herman jika angka kasus Covid-19 di Cianjur menurun adalah suara ‘uwing-uwing’ (ambulan, red) di jalan sudah jarang. Namun mengapa di laman resmi milik pemerintah pusat, covid19.go.id, Cianjur menjadi daerah satu-satunya di Jawa Barat yang berstatus zona merah atau risiko tinggi?

Herman beberapa kali menegaskan, kenaikan level Cianjur diakibatkan kesalahan input data Covid-19 oleh petugas Dinas Kesehatan (Dinkes) Cianjur. Jika benar hanya sekadar salah input data seperti halnya yang dialami Kabupaten Sukabumi, lalu mengapa hanya Cianjur yang berada di zona merah dan Kabupaten Sukabumi zona orange atau risiko sedang?

“Saya yakin Cianjur berada di level 2, kenaikan level kemarin karena kesalahan informasi dan data. Secara administrasi menjadi level 4, sangat sayang sekali. Saya berserta Forkopimda Cianjur harus mematuhi. Sekolah tatap muka ditunda lagi dan bisa dimanfaatkan waktunya untuk memperbaiki insfrastruktur sekolah. Tak hanya sekolah, wisata di Cianjur yang sudah dibuka agar ditutup lagi. Mudah-mudahan minggu depan Cianjur akan membaik,” terangnya.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Pusat Kajian Kebijakan Publik, Cianjur Riset Center (CRC), Anton Ramadhan mengaku aneh dengan alasan Bupati Cianjur tentang kenaikan level di Cianjur. Ia mengatakan, daerah yang mengakui terjadinya kesalahan input adalah Cianjur dan Sukabumi, namun yang menjadi zona merah satu-satunya di Jawa Barat adalah Cianjur.

“Daerah yang berdalih kenaikan level hanya karena salah input data itu tak hanya Cianjur loh, tapi Kabupaten Sukabumi juga, tapi yang berada di zona merah hanya Cianjur. Itu di covid19.go.id loh, sangat memprihatinkan. Kejadian ini juga sangat membingungkan masyarakat. Kesalahan fatal ini seharusnya tidak terjadi. Kinerjanya harus dievaluasi,” ucapnya.

Dengan adanya data di laman milik pemerintah pusat yang menunjukkan Cianjur berstatus zona merah, ia menduga hal tersebut juga dipengaruhi buruknya penanganan Covid-19 di Cianjur.

“Kondisinya masih membingungkan, mana yang benar? Jika salah data, ya kinerja Bupati dan tim sangat buruk, masa melakukan kesalahan sefatal itu. Jika ternyata data dari laman covid-19.go.id itu benar, ya berarti penanganan Covid-19 di Cianjur sangat buruk. Kinerja bupati termasuk satgas Covid-19 di Cianjur harus dievaluasi,” pungkasnya.(gie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *