Harga Daging Sapi di Pasar Ramayana Mulai Naik Jelang Bulan Puasa, Tembus Rp150 Ribu per Kilogram

BERITACIANJUR.COM – Harga daging sapi di Pasar Ramayana, Jalan dr Muwardi, Kelurahan Muka, Kecamatan Cianjur mulai mengalami kenaikan menjelang beberapa hari memasuki bulan suci Ramadan 1446 Hijriah.

Pantauan beritacianjur.com, daging sapi yang semula di harga Rp130.000 per killogram, kini menjelang puasa, sejumlah pedagang mulai menaikan harga jualnya mulai dari Rp140.000 hingga Rp150.000 per kilogram.

“Iya, memang biasanya kalau di bulan puasa ini harga daging sapi naik, dan naiknya sekitar Rp10.000 – Rp20.000,” ujar salah seorang pedagang sapi, Farhan Rahmatullah (21) kepada wartawan, Selasa (25/2/2025).

Menurutnya, kenaikan harga pada dagangan miliknya juga terjadi atas penyesuaian dari tempat bahan pasokannya yang juga mengalami kenaikan. Hal itu juga pemicunya karena menjelang momen bulan suci Ramadan.

IMG 20250226 WA0010 scaled

“Kami menaikan harga sapi mentoknya menjadi Rp150.000, dari sebelumnya di harga Rp130.000, saya menaiki harga karena dari tempat pusatnya juga naik, dan itu memang sering terjadi menjelang bulan puasa ini,” imbuhnya.

Kondisi tarif harga daging tersebut, lanjutnya, akan bertahan hingga pada pertengahan bulan puasa hingga menjelang beberapa hari lebaran atau Idul Fitri. Hal itu mengingat bahan pokok daging akan sangat dibutuhkan oleh masyarakat pada momen tersebut.

“Harga yang saat ini kami pajangkan hanya berlaku di bulan puasa. Apalagi nanti setelah akhir puasa menjelang lebaran, pasti peminatnya juga akan bertambah. Maka harganya akan bertahan di angka tersebut,” paparnya.

Senada, seorang penjual daging sapi lainnya, Saripudin (35) mengaku mematok harga daging sapi yang dijualnya di angka Rp140.000 hingga 150.000 perkilogram.

“Awalnya harga daging sapi Rp130.000 per kilogram, namun karena ini di bulan puasa dan dari pusatnya juga sudah mengalami kenaikan, maka saya naikin harga jualnya sebesar Rp10.000 hingga Rp20.000,” bebernya.

Namun, dalam kondisi tersebut pihaknya merasa khawatir akan kehilangan konsumennya. Merujuk dari hal itu biasanya ia menurunkan harga daging di pertengahan bulan puasa, dan kembali menaikan harga pada hari menjelang Idul Fitri.

“Saya kadang takut juga kalau matok harga di angka tersebut, karena kalau kemahalan takut engga ada yang beli. Jadi biasanya saya turunin dulu, nanti di akhir bulan puasa baru naik lagi harganya,” pungkasnya.(gil/gap)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *