Imbas Corona dan Daging Impor Masuk Kampung, Daging Sapi di Pasar Induk Sepi Pembeli

Beritacianjur.com – SEJUMLAH pedagang di Pasar Induk Pasirhayam Cianjur mengeluhkan kondisi sepi pembeli di tengah wabah pandemi virus corona. Betapa tidak, menurut pengakuan mereka, penurunan jumlah pembelinya mencapai 50%.

Dengan adanya kebijakan untuk tetap di rumah dan larangan mudik, salah satu pedagang daging sapi, Lilis Sumiati (53) mengatakan, meski dengan harga yang masih stabil, memasuki bulan Ramadhan, dirinya hanya mampu menjual 50 kilogram perhari dengan harga Rp110 ribu. Menurun drastis dari biasanya yang rata-rata bisa menjual 2 kuintal daging per hari.

Selain karena dampak Covid-19 yang melarang adanya hajatan, Lilis menilai penurunan terjadi dikarenakan adanya penjual daging sapi impor yang masuk ke kampung-kampung dengan harga Rp100 ribu.

“Selain adanya daging impor, sekarang kan hajatan sudah tidak boleh. Biasanya kalo ada hajatan suka ada yang memesan puluhan hingga ratusan kilogram. Selain itu juga biasanya pas rajaban suka banyak yang pesan, setelah ada corona tidak ada lagi,” ujarnya Sabtu (25/4/2020).

Saking merosotnya penjualan daging dan berupaya untuk bisa bertahan, Lilis mengaku saat ini dirinya membuat abon dan dengdeng.

Keluhan lainnya datang dari penjual daging lainnya, Eza (36). Ia mengaku harga di pasar kini dirusak oleh pengecer yang menggunakan mobil untuk menjual daging ke kampung-kampung yang salah satunya amenjual daging ayam dengan harga Rp15 ribu per kilogram. “Padahal standar harganya itu Rp28 ribu per kilo dalam keadaan sudah bersih,” ucapnya.

Sementara itu, Kasubag TU UPTD Pasar Induk Sampurna juga menjelaskan untuk harga daging lokal diperkirakan tidak akan ada kenaikan. Ia memprediksi hingga Idul Fitri justru yang terjadi akan ada penurunan karena minimnya pembeli.

Baca Juga  Pandemi Covid 19 dan PPKM, Pedagang Pendera Merah Putih Mengeluh Penghasilan Menurun

“Kecuali untuk barang impor seperti gula. Impor gula kan dibatasi sedangkan permintaan sangat tinggi, tapi kalau untuk barang lokal seperti beras, daging lokal itu sangat rendah sekali pembelinya” bebernya.

“Kemarin ada sidak dari Dinas Peternakan, namun mereka hanya menyampaikan bahwa jangan sampai ada yang khawatir kehabisan stok daging, Dinas punya banyak stok daging. Namun masalahnya pembelinya sendiri itu sekarang sangat sedikit,” pungkasnya.(wan/gie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *