Imbas Ditutup, Penghasilan Pengepul Rongsok di Sekitar TPAS Pasir Sembung Menurun Drastis, Minta Pemkab Cianjur Carikan Solusi

BERITACIANJUR.COM – Tidak hanya hilangnya keberadaan pemulung, penutupan Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Pasir Sembung pun berimbas pada penurunan penghasilan bagi para pengepul rongsokan.

“Iya tentunya berimbas pada usaha saya sebagai pembeli rongsok dari hasil para pemulung yang biasanya mengambil dari TPAS Pasir Sembung. Selain barang yang ditawarkan murah, hasil barang dari para pemulung juga banyak yang saya butuhkan,” ujar Ajang Sanusi (71), seorang pengepul rongsok, Rabu (8/1/2025).

Menurutnya, semenjak kehilangan penjual rongsok yakni para pemulung di wilayah Pasir Sembung, pihaknya terpaksa membeli barang dari bandar rongsok yang harganya lebih mahal dari pada yang ditawarkan pemulung.

“Biasanya kalau saya beli dari pemulung itu per kilogramnya hanya Rp2.000, sementara kalau dari bandar rongsok itu bisa sampai Rp3.500 hingga Rp5.000,” imbuhnya.

“Selain itu saya juga tidak mungkin harus mencari terus barang ke bandar rongsok, untuk kebutuhan barang yang nantinya dijual. Berat diongkos juga untuk mencarinya, sedangian jika dari pemulung mereka datang sendiri ke gudang saya dengan menawarkan harga yang murah,” tambahnya.

IMG 20250108 143941 scaled

Ia mengungkapkan, selama hasil barang yang dibeli dari para pemulung dengan harga murah, biasanya penghasilan dari barang yang kemudian dijual kembali olehnya bisa mencapai Rp150.000 hingga Rp300.000 per harinya.

“Jadi penghasilan usaha saya yang besar itu tentunya berkat pemulung di Pasir Sembung, dengan harga yang murah dan barang saya butuhkan juga banyak,” ungkapnya.

Sementara kini, sambungnya, penghasilan gudang rongsoknya menurun setelah TPAS Pasir Sembung ditutup, lantaran para pemulung sudah tidak lagi datang ke gudangnya untuk memenuhi kebutuhan bahan jualnya.

“Setelah sepi pemulung ke gudang saya, kini saya bingung banyak barang yang kurang untuk dijual. Sehari kadang saya tidak bisa menjual barang sama sekali, sekalinya ada juga paling cuman dapat Rp50.000 hingga Rp70.000 per harinya,” paparnya.

Baca Juga  Disnaker Cianjur Hadiri Pembukaan Global Skill Training

Walaupun begitu, ia hanya dapat pasrah dan terus menjalankan usaha kecilnya tersebut untuk memenuhi kebutuhan kehidupan sehari-harinya.

“Mau gimana lagi, saya hanya bisa pasrah dan ikhlas. Karena untuk menyambung kehidupan saya juga ke depannya, semoga aja ada solusi,” tuturnya.

Ajang juga berharap Pemerintah Daerah (Pemda) Cianjur memberikan solusi untuk para usaha tengkulak yang kini malah mendapatkan imbas dari kebijakan penutupan TPAS Pasir Sembung.

“Kalau ditutup terus lokasinya dipindahkan ke wilayah yang jauh dari kota, otomatis pemulung di wilayah Pasir Sembung menghilang dan juga terancam kehilangan pekerjaannya. Begitu juga para usaha tengkulak kena imbas, maka saya berharap ada solusi dari Pemda terkait hal tersebut,” pungkasnya.(gil/gap)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *