BERITACIANJUR.COM – Keren dan inovatif. Itulah kata yang pas disematkan untuk SMK Mutiara Qalbu (MQ) Cianjur yang berlokasi di Desa Sindangsari, Kecamatan Cilaku, Cianjur.
Selain menerapkan konsep seperti halnya pemilihan kepala daerah (pilkada), pemilihan Ketua Osis SMK MQ mengusung sistem lesspaper dengan menggunakan voting digital.
Ya, ada pemandangan berbeda di SMK MQ, Kamis (17/10/2024) kemarin. Sejak pagi hingga siang hari, di tengah kesibukan kegiatan belajar mengajar, para siswa-siswi terlihat bergiliran memasuki sebuah ruangan.
Di ruangan itu terlihat sebuah bilik suara alias tempat para siswa untuk menentukan pilihannya memilih ketua osis baru. Bukan mencoblos di kertas, namun mereka memilih dengan cara mengklik atau voting di sebuah handphone.
Ketiga Pasangan Calon Ketua dan Wakil Ketua Osis SMK MQ berada di ruangan yang terdapat bilik suara tersebut, untuk menyaksikan rekan-rekannya menggunakan hak pilihnya.
“Konsep ini diusung untuk mengenalkan konsep demokrasi pada siswa. Di sini kami belajar tentang konsep demokrasi dalam memilih Ketua dan Wakil Osis. Sebab dulu kan dipilih secara bermusyawarah bersama siswa-siswi MQ,” ujar Ketua Osis SMK Multiara Kelas 12 DPB, Wita Widianti Yuningsih.
Tak hanya sekadar kreatif, namun dalam konsep yang diusung anak-anak SMK MQ ini juga terdapat harapan besar dan kritik pedas bagi penyelenggara pemilu di negeri ini, yang kerap menyisakan cerita tentang kecurangan pemilu.
“Kami harap, ke depannya KPU dapat menerapkan proses pemilu dengan lebih baik di tengah era digital. Melalui sistem digital ini, kami memiliki keyakinan akan meminimalisir kecurangan dan tentunya juga memangkas anggaran pembelian kertas suara,” harapnya.
Setelah mengungkapkan harapannya itu, Wita kembali bercerita soal pemilihan ketua osis. Layaknya sebuah pilkada yang ternyata tahapan demi tahapannya pun dikonsep serupa. Mulai dari pendaftaran pasangan calon, masa kampanye, debat calon hingga pemilihan. Hal yang membedakan dengan pilkada, pemilihan osis di SMK MQ bersistem digital.
“Berjalan selama 3 hari untuk menjalankan semua tahapan. Untuk ketua osis itu ada dari kelas 11 dan untuk wakilnya kelas 10. Paslon nomor urut satu Luna Febriana dan Wulan Sari, paslon dua Salman Herdiyana dan M. Yudistir, sedangkan paslon tiga Muhammad dan Muhamad Yasir,” jelasnya.
“Jadi di SMK Mutiara Qolbu ini sudah berbasis industri 4.0, di mana semua ini berera digital. Jadi untuk pemilihannya kita ini melalui spin well dari Google, tidak ada pengocokan semuanya ini digital. Nanti akan langsung ada hasil, jadi tidak akan ada perhitungan karena menggunakan voting digital,” tambah Wita.
Dari total 222 daftar pemilih suara, lanjut Wita, ada 178 pemilih yang menggunakan hak suaranya. Paslon nomor urut 1 Luna dan Wulan mendapat 36 suara, paslon nomor urut 2 Salman dan Yudistira mendapatkan 40 suara, serta paslon nomor urut 3 yakni Muhammad dan Yasir mendapatkan 102 suara.
“Dari hasil voting Paslon nomor urut 3 yakni Muhammad dan Yasir terpilih jadi Ketua dan Wakil Ketua OSIS periode 2024-2025,” kata dia.
Kepala SMK Mutiara Qalbu Jenal Abidin menyebutkan, pemilihan OSIS di sekolahya dibuat layaknya Pemilu lantaran bertepatan dengan momen Pilkada serentak.
“Kita ingin para siswa ini tahu bagaimana tahapan pemilu, sehingga diaplikasikan dalam ruang lingkup pemilihan ketua dan wakil ketua OSIS,” kata dia.
Terkait digitalisasi dalam proses pemilihan dilakukan, sambung dia, lantaran SMK Mutiara Qalbu sudah menjadi sekolah berbasis industri 4.0.
“Konsep yang diusung memang selaras dengan program sekolah, di mana kita sudah lesspaper. Diharapkan juga bisa memotivasi penyelenggara pemilu agar menerapkan hal serupa, sehingga dapat mengurangi penggunaan kertas. Alhamdulillah di sekolah kami bisa terlaksana, hasilnya pun cepat karena datanya langsung masuk ke sistem,” pungkasnya.(iky/gap/gie)