Langkah RSUD Sayang Cianjur Jadi RS Berstandar Internasional, Ini Tahapan dan Dampak Positifnya

BERITACIANJUR.COM – SEJUMLAH langkah nyata untuk mewujudkan rumah sakit (RS) berstandar internasional terus dilakukan Pemerintah Kabupaten Cianjur. Kepastian tersebut diketahui saat RSUD Sayang Cianjur menghelat konferensi pers bertajuk “Melangkah Menuju Rumah Sakit Berstandar Internasional, Kamis (7/12/2023) siang.

Bupati Cianjur, Herman Suherman menegaskan, target pihaknya menjadikan RSUD Sayang Cianjur berstandar internasional yakni 3 hingga 4 tahun. Namun dengan melakukan sejumlah percepatan, ia meyakini bisa mengantongi akreditasi internasional lebih cepat dari target awal.

WhatsApp Image 2023 12 07 at 17.31.17 9545650c

“InsyaAllah secepatnya bisa terwujud dan bisa lebih cepat dari target awal. Tahapan demi tahapan sudah kami lakukan sehingga kami akan terus melakukan percepatan. Februari 2024, ditargetkan sudah peletakan batu pertama untuk pembangunan gedung 7 lantai di lahan seluas 3 hektar,” ujarnya saat konferensi pers.

Ke depan, lanjut dia, masyarakat Cianjur tak perlu lagi jauh-jauh ke luar kota atau bahkan ke luar negeri untuk mendapatkan fasilitas kesehatan terdepan, yang bisa memberikan akses pelayanan kesehatan berkualitas tinggi.

“RSUD Sayang Cianjur ke depan akan menyajikan konsep layanan terpadu dengan standar kelas dunia, sehingga memberikan perawatan medis yang mutakhir dan inovatif,” jelasnya.

Menurutnya, RSUD Sayang Cianjur yang menjadi rumah sakit berstandar internasional berpotensi memberikan dampak besar bagi kesejahteraan masyarakat Cianjur dan sekitarnya dalam bidang kesehatan.

“Pembangunan rumah sakit ini juga memiliki potensi untuk meningkatkan sektor medical tourism Indonesia dan membawa manfaat ekonomi yang signifikan,” ungkapnya.

Terkait biaya pengobatan, Herman mengimbau masyarakat Cianjur untuk tidak khawatir karena meski nanti sudah berstandar internasional, pihaknya tidak akan menerapkan biaya mahal karena tujuan utamanya memberikan pelayanan terbaik bagi warga Cianjur.

“Tenang, meski nanti sudah berstandar internasional, biaya pengobatan tidak akan menjadi mahal dan BPJS tetap dimaksimalkan. Bahkan target 2025 nanti, Cianjur menjadi Kabupaten UHC (Universal Health Coverage). Nantinya, bikin BPJS bisa langsung jadi dalam sehari dan tak harus menunggu hingga 1 bulan,” katanya.

Baca Juga  Bupati Benarkan Kadisdik Cianjur Dipanggil KPK Hari Ini

Sementara itu, Direktur RSUD Sayang Cianjur, dr. Irvan Nur Fauzy membeberkan tahapan-tahapan yang sudah dilakukan untuk percepatan kantongi akreditasi. Ia mengaku sudah membentuk komite akreditasi rumah sakit berstandar internasional, serta menggelar sarasehan yang dihelat untuk mendengarkan pendapat para ahli dan menggalang dukungan dari pemerintah pusat dan provinsi pada 29 November 2023 lalu.

“Kita juga sudah ada pengampu dari rumah sakit berstandar internasional seperti Dharmais, Harapan Kita dan RS Otak Nasional. Gong-nya, pada saat kita akan membangunan rawat inap berstandar internasional,” paparnya.

Soal tahapan legitimasi, Irvan menyebutkan mengacu kepada Joint Commission Internasional (JCI) yang merupakan akredtasi internasional independent yang berpusat di Amerika Serikat. JCI merupakan suatu lembaga independen luar negeri yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan sebagai pelaksana akreditasi internasional.

“Jadi, ada satu-satunya warga Indonesia yang menjadi surveyor JCI yang menyatakan siap melakukan pendampingan,” sebutnya.

Selain tahapan, Irvan juga membeberkan target yang akan dilakukan pihaknya pada tahun depan, salah satunya memulai pembangunan gedung sebagai sarana menuju rumah sakit berstandar internasional.

“Anggaran untuk bangunan dan alat kesehatannya mencapai Rp80 M hingga Rp100 M. Sumber anggarannya ada dari APBN, APBD serta akan menggunakan skema kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU),” terangnya.

Target tahun depan dari sisi pelayanan, sambung Irvan, setelah memiliki pelayanan kesehatan yang baik untuk kanker, RSUD akan menambah pelayanan terbaik lainnya seperti menyiapkan cath lab (layanan kateterisasi jantung), CT Scan dari Kemenkes, serta menyiapkan Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL), yang merupakan tindakan non-invasif yang bertujuan untuk memecahkan batu pada saluran kemih dengan menggunakan gelombang kejut dari luar tubuh pada lokasi batu.

Baca Juga  Kabupaten Cianjur Raih Penghargaan Juara 1 Inovasi Percepatan Penurunan Stunting 2023

“Tak hanya itu, kami juga menyiapkan Hemodialisis yang merupakan perawatan untuk menyaring limbah dan air dari darah, atau pelayanan kesehatan untuk membantu mengontrol tekanan darah dan menyeimbangkan mineral penting, serta menyiapkan KIA (kesehatan ibu dan anak) dengan menyediakan pediatric intensive care unit (PICU),” bebernya.

Selain itu, Irvan juga menyebutkan sudah mulai menerapkan pembiasaan baru bagi semua crew RSUD Sayang Cianjur, yang diwajibkan berbahasa Inggris pada setiap Selasa.

“Kita juga melakukan sister hospital dengan rumah sakit luar negeri, yakni kerja sama dengan rumah sakit luar negeri dengan tujuan utama transfer knowledge/skill baik manajerial maupun teknis, serta adanya pendidikan fellowship dokter spesialis jantung dan anak menjadi sub spesialisasi,” pungkasnya.(gie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *