Gelap. Itulah yang terjadi di sejumlah wilayah Cianjur setelah siang harinya diguncang gempa dahsyat M 5,6. Hal tersebut diakibatkan listrik mati total sejak terjadinya gempa.
Beni, warga Jalan Siliwangi Cianjur mengaku mengalami banyak kesulitan. Selain kondisi gelap, ia pun khawatir akan terjadinya gempa susulan. Alhasil ia dan keluarganya harus rela mendirikan tenda di depan rumahnya.
“Dari tadi ada gempa susulan terus, jadi karena takut, kita tidur di luar saja pakai tenda,” ujarnya kepada beritacianjur.com, Senin (21/11/2022) pukul 21.30 Wib.
Warga lainnya, Luthfi Jamaludin (23) mengaku resah karena sejak terjadinya gempa, jaringan seluler tidak lancar bahkan nyaris sulit komunikasi.
“Hampir semua provider mengalami gangguan komunikasi. Selain mati listrik, sulit komunikasi ini jadi semakin membuat khawatir karena tidak bisa berkomunikasi sama sekali. Cari informasi jadi sulit,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, gempa dahsyat M 5,6 yang mengguncang Cianjur, Senin (21/11/2022) pukul 13.21 Wib, menelan korban 162 warga yang meninggal dunia, 326 luka dan 13.784 warga mengungsi.
Data tersebut dilaporkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur hinggal pukul 20.00 Wib. Saat ini tim BPBD masih melakukan pendataan dan assessment korban dan kerusakan, serta mengavakuasi korban.
“Selain korban jiwa baik luka maupun meninggal dunia, terjadi kerusakan bangunan rumah, gedung dan toko. Total bangunan/rumah rusak 2.345 unit. Selain itu terjadi longsor di sejumlah tempat. Titik longsor di Jalan Nasional Tapal Kuda Cugenang, Jalan Kabupaten Desa Cijedil. Infrastruktur, 2 jembatan dan jalan rusak,” tulis BPBD.
Berdasarkan pantauan, hingga berita ini diturunkan, sejumlah warga Cianjur terlihat berada di luar rumahnya masing-masing, karena khawatir terjadi gempa susulan.
“Kalo dihitung sudah ada 3 kali gempa susulan. Karena kami masih khawatir, jadi mendingan diam di luar rumah dulu, takut ada susulan,” kata Erik (38), warga Jalan Siliwangi Cianjur.(gie)