BERITACIANJUR.COM – Ketua RT 02 RW 04 Desa Gasol, Kecamatan Cugenang Cianjur, Ula, akhirnya meminta maaf atas pernyataannya yang sempat viral di media sosial.
Seperti diketahui, pada instagram Visit Cianjur, Jumat (13/1/2023), saat dirinya bersama para pengurus DPC Asosiasi Rukun Warga dan Rukun Tetangga (ARWT) Cianjur mengatakan, keresahan di masyarakat Cugenang soal penanganan gempa Cianjur merupakan hoaks.
Bahkan ia juga mengaku warga di daerahnya tidak ada yang turut dalam aksi. Padahal berdasarkan informasi, dirinya sendiri pun turut berunjuk rasa ke Pendopo Cianjur, Rabu (11/1/2023) lalu.
“Assalammualaikum, atas nama RT 02 RW 04 Desa Gasol, dengan ini meminta maaf yang sebesar-besarnya, khususnya kepada masyarakat se-Kecamatan Cugenang umumnya kepada semua korban gempa, atas video statement yang saya buat yang telah beredar di media sosial, karena ada pihak ketiga dan paksaan dari yang bersangkutan. Video permohonan maaf ini tanpa ada paksaan dari pihak manapun, dan atas kesadaran sendiri saya anak Cugenang saya orang Gasol. Terima Kasih dan harap maklum situasinya, kondisinya,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, pernyataan pengurus DPC Asosiasi Rukun Warga dan Rukun Tetangga (ARWT) Cianjur di media sosial, yang menyatakan bahwa masyarakat Kecamatan Cugenang sama sekali tidak terpengaruh dengan berita hoaks atau fitnah yang menyerang Bupati Cianjur terkait bantuan gempa, menuai tanggapan dari Aliansi Masyarakat Cianjur Menggugat.
Meski pada aksi Rabu (11/1/2023) lalu banyak warga korban gempa Cianjur termasuk warga Cugenang yang terbukti turut berdemo menuntut haknya terkait bantuan gempa, namun DPC ARWT dinilai seolah mengklaim bahwa hal tersebut hoaks dan fitnah.
Perlu diketahui, pada instagram Visit Cianjur, Wakil Ketua DPC ARWT Cianjur, Eki Rizki terlihat meminta tanggapan kepada salah seorang yang disebutkan sebagai ketua RT di Cugenang, Jumat (13/1/2023).
“Itu berita hoaks dalam keadaan resah di masyarakat, jadi cepat masyarakat tergiur, khususnya RT 02 RW 04 kemarin tidak ada yang turun, Alhamdulillah, cuma itu ada hoaks saja, sekarang buktinya Pak Bupati sudah di ke RT-an 03 RW 04. Mudah-mudahan bantuan terealisasi, yang penting bantuan rumah dirasakan masyarakat kita yang membutuhkan,” ujar seorang pria yang disebutkan sebagai ketua RT yang didampingi dua orang ibu-ibu.
Mendengar penjelasan tersebut, Eki mengklaim hal tersebut sebuah fakta bahwa warga Cugenang khususnya di wilayah terdampak gempa sama sekali tidak ada yang terprovokasi oleh berita hoaks dan fitnah.
Saat dikonfirmasi, Eki menjelaskan, makna hoaks itu luas. Hoaks dan fitnah yang dimaksud, sambung dia, salah satunya terkait yang ditujukan Bupati Cianjur dilaporkan ke KPK dan soal keresahan warga terprovokasi yang ramai dibicarakan kemarin.
“Itu omongan ketua RT. Masyarakat hari ini sifatnya tawakal soal bantuan dari pemerintah, tidak seperti yang kemarin dibicarakan, terprovokasi segala macam,” jelasnya.
Menanggapi hal tersebut, salah satu tokoh dari Aliansi Masyarakat Cianjur Menggugat, Deni Sunarya menilai, pernyataan dan tayangan di media sosial oleh DPC ARWT Cianjur tersebut menyakiti hati warga korban gempa. Pasalnya, DPC ARWT Cianjur seolah memfitnah warga korban gempa Cianjur khususnya warga Cugenang yang kemarin ikut aksi ke Pendopo Cianjur.
“Cuma ada tiga orang yang disebutkan dalam video ketua RT, tapi seolah itu omongan seluruh masyarakat Cugenang. Kalau mau bukti-buktian, saya undang pengurus ARWT bertemu dengan kami dan warga yang kemarin ikut demo. Jangan cuma berkoar di media sosial, kalau bener ayo bertemu untuk pembuktian. Justru mereka yang fitnah warga. Ini sangat menyakiti hati warga korban gempa, apa tidak lihat saat demo kemarin ada warga yang sambil menangis menanyakan haknya?” ujarnya pria yang karib disapa Mang Gawel, Jumat (13/1/2023).
Ia menegaskan, setiap orang termasuk pengurus DPC ARWT bebas berpendapat. Namun jika sifatnya sudah mengklaim sesuatu yang tidak benar, hal tersebut diperlukan pembuktian agar tidak ada pihak khususnya warga korban yang tersakiti.
“Jika DPC ARWT merasa benar, harusnya mau bertemu dengan kami. Tapi jika tidak, mungkin itu cuma akal-akalan saja membela bupati, biar mereka dinilai baik sama bupati, hayang kasep. Setelah beres aksi, bupati bukannya buru-buru memenuhi tuntutan bertemu dengan pengunjuk rasa, ini malah diduga bikin skenario pencitraan,” tegasnya.
Tak hanya tuai reaksi dari Aliansi Masyarakat Cianjur Menggugat, ternyata tayangan videp DPC ARWT dibanjiri kritikan dari warganet.(gie)