BERITACIANJUR.COM – Pengusaha hotel di Kabupaten Cianjur ‘menjerit’ dengan diperpanjangnya Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). PHRI juga mengeluhkan minimnya perhatian hingga bantuan bagi pegawai hotel yang juga ikut terdampak.
Ketua PHRI Kabupaten Cianjur, Nano Indra Praja, mengatakan, sejak awal PPKM darurat, okupansi hotel di Cianjur anjlok. Bahkan keterisian 5 sudah sangat bagus.
“Selama PPKM darurat, yakni pada 3 hingga 20 Juli, Ada hotel yang keterisian nya 5 persen atau terisi 1 hingga 2 kamar saja sudah sangat bagus. Banyaknya okupansi nol,” ujarnya, Rabu (21/7/2021).
Menurut Nano, perpanjangan PPKM hingga 25 Juli juga memperperburuk kondisi perhotelan.
“Apapun istilahnya, dari PPKM darurat menjadi berdasarkan level, tetap saja akan memperpanjang kondisi sulit yang dialami pengusaha hotel dan restoran,” ungkapnya.
Dia menjelaskan, saat ini banyak hotel di Cianjur yang sudah kelabakan untuk menggaji pegawainya. Bahkan banyak yang sudah mengurangi jam kerja hingga 75 persen.
Hal itu juga membuat upah yang diterima pegawai per bulannya sangat rendah.
“Bukan lagi hari kerjanya dikurangi, tapi jam kerjanya juga dipangkas. Jadi dalam sebulan itu mereka hanya kerja tidak lebih dari enam hari. Otomatis upahnya yang karena pandemi ini sudah kecil sekitar Rp 1 juta, kini lebih kecil lagi hanya sekitar Rp 250 ribu. Itupun ada juga yang ditunggak,” kata dia.
Sayangnya, lanjut dia, pemerintah tak memberikan perhatian bagi para pengusaha ataupun pegawai hotel. Selama 1,5 tahun, pandemi pun hanya sekali bantuan sembako diterima para pegawai hotel yang terdampak.
“Itupun dari Kementerian Pariwisata, kalau dari Pemkab belum ada sampai sekarang,” ucapnya.
Nano menegaskan, para pengusaha hotel di Cianjur tidak akan mengibarkan bendera putih seperti daerah lain. Namun dia mendesak agar Pemkab Cianjur membuka mata dan memperhatikan kondisi pegawai hotel yang terkena imbas PPKM.
“Kami ikuti kepada aturan dan kebijakan pemerintah, tapi saya garis bawahi hay pemerintah tengoklah teman kami di hotel dan restoran. Mereka sekarat. Bansos jangan hanya pencitraan, banyak teman kami yang terdampak. Kasih bantuan juga, minimal nya sembako untuk bertahan selama PPKM, apalagi setelah diperpanjang ini,” tegasnya.
“Khawatir kalau terus dibiarkan akan terjadi gerakan juga. Saya akan terus mengupayakan agar semua mengibarkan bendera kedamaian. Tapi tolong tengok teman-teman di sektor wisata,” sambung dia.
Sementara itu, Bupati Cianjur Herman Suherman, mengaku sudah menginstruksikan Dinas Pariwisata untuk memperhatikan kondisi pengusaha dan pegawai hotel dan restoran.
“Saya sudah intruksikan dinas pariwisata, nanti tindaklanjut oleh dinas teknis. Kami berupaya agar semuanya diperhatikan. Termasuk setelah PPKM, kami sudah siapkan cara agar wisata dan perhotelan hidup lagi,” pungkasnya. (dra/ki)