BERITACIANJUR.COM – SELAIN menyalurkan bantuan langsung tunai atau bantuan sosial umum (BSU) kepada 1.043 buruh yang terdampak kenaikan BBM subsidi, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Cianjur juga fokus menyerap tenaga kerja.
Kepala Disnakertrans Cianjur, Endan Hamdani mengatakan, penyerapan tenaga kerja tersebur berupa kegiatan padat karya pembangunan tembok penahan tanah (TPT) di 5 lokasi.
“Dalam kegiatan padat karya itu ada uang perangsang untuk masyarakat penganggur dan setengah penganggur. Polanya dibagi 2 kategori, ada pengadaan barangnya untuk pembangunan TPT oleh kita, ada uang perangsang untuk masyarakat,” ujarnya kepada beritacianjur.com, Kamis (27/10/2022)
Ia menyebutkan, kegiatan padat karya pertama sudah launching pada Jumat (21/10/2022) di Pataruman Kelurahan Sayang Cianjur. Sementara untuk lokasi lainnya akan dilaksanakan di Kelurahan Muka, Desa Babakan Karet Cianjur, Karangtengah dan Sukaluyu.
“Di satu titiknya itu ada mandor yang digaji Rp80 per hari, tukang Rp75 ribu per hari, pekerja atau laden Rp70 per hari. Satu titiknya melibatkan 40 orang. Jadi jika 5 titik, maka menyerap 200 orang. Kegiatan ini dilaksanakan selama 15 hari dan satu harinya 5 jam,” bebernya.
Terkait anggaran, Endan mengatakan, satu titik menghabiskan biaya sebesar Rp100 juta. “Dari Rp100 juta itu, Rp48.250.000 untuk belanja material, Rp42 juta sekian untuk upah, sisanya bayar BPJS Ketenagakerjaan karena kita mau yang bekerja aman atau kita jaminkan,” katanya.
Penentuan masyarakat yang terlibat dalam padat karya, sambung dia, merupakan hasil urung rembug dengan ke-Rw-an sekitar lokasi. Masyarakat yang terlibat ini mereka yang belum mendapatkan bantuan tunai langsung.
Ia menegaskan, kegiatan padat karya ini merupakanbentuk kepedulian Pemkab Cianjur kepada masyarakat yang terdampak kenaikan harga BBM, yang bertujuan menekan tingkan inflasi di daerah dan penyerapan tenaga kerja.
“Tujuannya penyerapan kerja dan pembangunan TPT-nya bisa bermanfaat untuk masyarakat. Jadi kegiatan pembangunannya tidak dilakukan pihak ketiga. Soal di wilayah Cianjur kota ada 3 titik, karena berdasarkan data dari Bappeda Cianjur, tingkat inflasinya paling tinggi dampaknya. Semuanya dilaksanakan tahun ini dan insyaAllah ini berkelanjutan di tahun berikutnya,” pungkasnya.(gie)