BERITACIANJUR.COM – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Cianjur melibatkan 1.200 orang dalam proses sortir dan lipat surat suara Pemilu 2024 yang dimulai sejak Senin (8/1/2024).
Ketua KPU Kabupaten Cianjur, M Ridwan mengungkapkan, total ada 1.200 petugas sorlip yang dipekerjakan dan dibagi menjadi dua shift kerja untuk mengejar target waktu 10 hari selesai.
“600 orang dishift 1 yang mulai bekerja pada pukul 07.00 sampai 17.00 Wib dan sisanya di shift 2 bekerja mulai 18.00 sampai 23.00 Wib,” ujar Ridwan saat berada di gudang logistik KPU Cianjur di Kawasan Pergudangan nomor 26B, Desa Sukamulya, Kecamatan Karangtengah.
Ia menjelaskan, pelipatan surat suara untuk Pilpres dan DPR hingga DPD di Kabupaten Cianjur berjumlah 9.162.915 surat suara.
“Masing-masing jenis surat suara itu jumlahnya sesuai daftar pemilih tetap (DPT) Kabupaten Cianjur yakni sebanyak 1.832.583 pemilih, dikalikan dengan masing-masing jenis surat suara. Ditambah juga dengan cadangan dua persen dan surat untuk pemungutan suara ulang (PSU),” paparnya.
Ridwan menuturkan, dalam proses sorlip surat suara seluruh petugas akan dibagi menjadi 30 kelompok. Tiap kelompok berisikan 20 petugas dan seorang pengawas.
Selain itu, lanjutnya, petugas yang dilibatkan rata-rata merupakan ibu rumah tangga dan tidak sedikit juga yang merupakan eks TKW.
“Iya ada juga eks TKW yang kita libatkan. Kita rangkul mereka agar bisa bekerja di sini dan punya penghasilan tambahan setelah tidak lagi berangkat bekerja ke luar negeri,” ungkapnya.
Dia mengungkapkan, para petugas akan dibayar Rp230 untuk melipat satu lembar surat suara pemilihan capres-cawapres, dan Rp330 untuk melipat satu lembar surat suara jenis lainnya.
“Dalam sehari mereka bisa melipat sekitar 500-600 lembar surat suara. Kalau dikalikan dengan hitungan hari bekerja tentu jadi penghasilan yang lumayan untuk memenuhi kebutuhan keluarga,” ucapnya.
Ridwan memastikan para petugas tersebut tidak terafiliasi dengan partai politik ataupun simpatisan partai politik.
“Harus warga Cianjur dan tidak boleh ada unsur tim sukses atau partisan parpol. Mereka sudah diverifikasi oleh masing-masing koordinator. Jadi koordinatornya yang akan bertanggungjawab untuk memastikan itu. Disamping itu kan ada pengawas saat proses sorlip,” terangnya.
Salah seorang Eks TK yang turut terlibat menjadi petugas sorlip adalah Ai Nurkomalasari (52) yang merupakan warga Desa Langensari, Kecamatan Karangtengah.
Perempuan yang pernah 18 tahun bekerja di Timur Tengah itu turut terlibat dalam sortir dan lipat kertas suara pemilu.
Bersama dengan empat orang temannya yang juga merupakan para eks TKW di Timur Tengah ini dengan terampil menyortir setiap lembar kerta suara agar kertas suara rusak tidak digunakan saat pemilu nanti.
Ai mengaku mendapatkan informasi adanya rekrutmen sortir dan lipat kertas suara beberapa waktu lalu. Dia yang sehari-hari hanya sebagai ibu rumah tangga pun segera mendaftar.
“Daripada tidak ada kerjaan, jadi daftar saja. Lumayan untuk tambah-tambah menutupi kebutuhan sehari-hari,” paparnya.
Menurutnya, kegiatan yang dapat memberdayakan masyarakat tersebut sangat membantu, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
“Teman saya juga kan ada yang sehari-hari sebagai cleaning servis. Sekarang jadi ada tambahan dengan kegiatan sorlip kertas suara. Karena setelah tidak kerja di luar negeri, kami yang sudah tua ini susah cari pekerjaan, sedangkan kebutuhan lain serba mahal,” pungkasnya.(gil/gap)