Beritacianjur.com – PENGADAAN mebeler dan peralatan elektronik sekretariat Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam) di Lingkungan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Cianjur diduga bermasalah dan menjadi sorotan sejumlah kalangan.
Ketua Cianjur People Movement (Cepot), Ahmad Anwar menyebutkan, pengadaan yang diduga bermasalah tersebut dikeluhkan sejumlah Komisioner Panwascam. Betapa tidak, mereka menerima sejumlah peralatan yang sudah rusak dan tidak sesuai saat diterima pihaknya.
“Gimana gak jadi keluhan, komputernya mati, CPU-nya rusak dan ada juga yang menerima laptop namun charger-nya tidak sama. Pengadaan di Bawaslu Cianjur ini diduga asal-asalan dan bermasalah,” ujarnya kepada beritacianjur.com, Kamis (25/6/2020).
Pria yang karib disapa Ebes ini berharap agar aparat penegak hukum segera mengusut pengadaan yang diduga bermasalah, serta dugaan adanya praktik kotor dan jahat oleh oknum di Bawaslu Cianjur
“Anggaran untuk pengadaan di Bawaslu ini mencapai kurang lebih Rp39 juta per kecamatan, jika dikalikan 32 kecamatan, jumlahnya Rp1.248.000.000. Ini bukan anggaran kecil, jadi harus segera diusut,” terangnya.
Ebes menegaskan, pengadaan mebeler tersebut tidak melalui lelang dan terindikasi adanya pengondisian dalam pelaksanaannya. Menurutnya, pihaknya akan terus memantau dan mengumpulkan data dan fakta terkait dugaan tersebut.
“Kami menduga adanya praktik korupsi berjamaah. Jika data dan bukti sudah lengkap, maka selanjutnya akan melaporkan kasus ini ke penegak hukum. Untuk sementara, kami akan memberikan bukti dalam bentuk visual ke Bawaslu RI, bahwa mebeler dan alat elektronik yang diberikan kepada panwascam tidak sesuai dengan pagu anggaran yang dikeluarkan,” pungkasnya.(wan)