BERITACIANJUR.COM – Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Kabupaten Cianjur, manargetkan Zero New Stunting pada tahun ini. Hal itu diusung karena adanya tren penurunan angka stunting setiap tahunnya.
Jabatan Penata Kependudukan dan Keluarga Berencana DPPKBP3A Kabupaten Cianjur, Ida Parida Setiawati, menyebutkan tren penurunan angka stunting di Cianjur terjadi sejak 2021 hingga 2024.
“Jadi berdasarkan data Survey Kesehatan Indonesia (SKI) dan Survey Status Gizi Indonesia (SSGI), angka penurunan stunting itu terlihat sejak 2021 yang presentasinya teracatat 33,7%, 2022 13,6%, 2023 11,4%, kemudian di 2024 7,3%,” ujar Ida saat dihubungi beritacianjur.com, Minggu (16/11/2025).
Ia mengungkapkan, terkait hasil angka stunting di 2025 saat ini belum dirilis oleh tim petugas survey, karena proses pencatatannya masih berjalan sampai sekarang dan kemungkinan akan dirilis pada akhir tahun.
“Untuk data 2025 biasanya nanti di akhir tahun karena nanti biasanya ada evaluasinya juga, dan saat ini tim petugas survey masih memprosesnya,” ungkapnya.
Sembari menunggu hasilnya, sambung dia, pihaknya menargetkan di 2025 ini mencapai Zero New Stunting alias tidak ada lagi anak di Kabupaten Cianjur yang mengalami stunting.
“Iya, karena Cianjur sangat menginginkan, sebenarnya bukan Cianjur saja kan, semuanya juga kita menginginkan zero new stunting, maksudnya jangan ada stunting baru. Kalau misalnya belum tercapai, minimal trennya menurun seperti di tahun-tahun sebelumnya,” paparnya.
Ia menerangkan, salah satu upaya dalam mencapai target tersebut, yakni dengan menggencarkan program Keluarga Berencana (KB) pada seorang ibu di masa pascakelahiran.
Di mana, lanjutnya, program KB pada ibu hamil yang melahirkan itu sangat berdampak baik pada pertumbuhan anak dan dapat mencegah stunting. Karena dengan mencegah kehamilan ketika pascakelahiran, seorang ibu tersebut dapat fokus untuk mengurus tumbuh kembang anaknya.
“Jadi petugas kami akan menggencarkan program KB pada ibu yang melahirkan, hal itu untuk mencegah stunting karena dengan mencegah kehamilan, seorang ibu dapat fokus mengurus anaknya. Selain itu juga demi kebaikan ibu yang sudah melahirkan, agar ASI untuk perkembangan anaknya tidak kekurangan,” pungkasnya.(gil)









