BERITACIANJUR.COM – Berdasarkan informasi dari Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik (DIT.P2PTVZ) Kementerian Kesehatan, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) mengalami peningkatan termasuk awal 2022 ini.
Data pada Selasa (15/2) lalu, 8.158 orang telah terinfeksi DBD. Dari jumlah kasus tersebut, 79 kematian akibat DBD terjadi di awal tahun ini dan menyebar di 148 kabupaten/kota dari total 13 provinsi.
Di Cianjur, selama periode 1-14 Januari 2022 lalu, sebanyak 14 orang terjangkit DBD. Bahkan pada 28 Januari 2022 lalu, dua orang warga Cianjur meninggal dunia akibat terjangkiti DBD setelah sempat menjalani penanganan medis di RSUD Cianjur
Kepala Dinkes Cianjur, Irvan Nur Fauzy mengatakan, kasus DBD di Kabupaten Cianjur memang tinggi di setiap tahunnya. Bahkan Dinkes Kabupaten Cianjur mencatat tahun 2021 sebanyak 250 orang terjangkit DBD dan tiga orang di antaranya meninggal dunia. Sedangkan di tahun 2020 total warga terjangkit sekitar 800 orang dengan tujuh orang meninggal dunia.
“Kasus per tahun tinggi. Dan ada kematian akibat DBD juga setiap tahun. Beberapa kecamatan juga masuk dalam kategori endemi DBD,” ujarnya belum lama ini.
Sekadar informasi, DBD umumnya ditularkan melalui nyamuk. Pencegahannya bisa dilakukan sedini mungkin oleh masyarakat di daerah atau d rumahnya masing-masing.
Selain menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) serta menjalankan gerakan 3M yakni menguras, menutup dan mengubur (tempat yang rawan dijadikan nyamuk untuk bertelur harus ditutup atau dikubur), masyarakat juga bisa menghubungi PMI Cianjur untuk memohon layanan fogging gratis dengan menghubungi nomor 085720774568.
Fogging adalah penyemprotan insektisida untuk membunuh nyamuk. Cara ini dilakukan sebagai upaya mencegah penyakit yang dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk, misalnya demam berdarah atau malaria.
Walau bukan metode pencegahan utama, fogging adalah salah satu cara yang masih dinilai efektif untuk membunuh nyamuk Aedes agypti dewasa. Tujuannya adalah untuk membunuh sebagian besar nyamuk yang infektif dengan cepat. Di samping memutus rantai penularan, juga menekan jumlah nyamuk agar risiko penyakit DBD juga menurun.(gie)