BERITACIANJUR.COM – Bupati Cianjur Herman Suherman membantah pemberitaan di sejumlah media terkait dugaan gratifikasi umrah bareng bersama pejabat Pemkab Cianjur, tokoh agama, politikus, pengusaha serta elemen masyarakat lainnya.
Klarifikasi Herman tersebut disampaikan melalui video yang diunggah di akun Instagram miliknya pada Jumat (29/9/2023). Ia menegaskan, dirinya dan pejabat Pemkab Cianjur tidak berangkat umrah seperti jemaah umrah bareng lainnya pada Kamis (28/9/2023) kemarin.
“Saya mengklarifikasi, dari jauh-jauh hari saya sudah menyatakan tidak akan berangkat. Saya akan fokus terhadap pekerjaan terutama penanganan bencana alam dan banyak kegiatan proyek yang mengalami keterlambatan,” ujarnya.
Ia mengaku sebelumnya memang mendaftarkan untuk umrah, namun dengan menggunakan biaya pribadi. Pembatalan keberangkatan umrah diakuinya karena melihat situasi dan kondisi saat ini yang tidak mungkin berangkat.
“Banyak yang menawarkan biaya umrah, tapi saya tolak. Saya masih mampu dari saya sendiri dengan keluarga,” ucapnya.
Selain itu, Herman juga menginformasikan terkait hal-hal yang kurang baik. Diduga hal tersebut terkait dugaan penganiayaan terhadap mahasiswa Unsur yang dilakukan salah satu jemaah umrah bareng.
“Itu di luar sepengetahuan saya. Atas nama pribadi, kalaupun ada yang melakukan hal kurang baik sepengetahuan saya, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Masyarakat Cianjur, ayo kita tetap kompak bersama dalam rangka mewujudkan Cianjur yang maju, mandiri, religius dan berahklak mulia. Terakhir mohon doa semoga Cianjur dijauhkan dari bala bencana,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Himpunan Mahasiswa Tjiandjoer (Himat) melaporkan seorang pengusaha, sejumlah ASN dan pejabat di Lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur ke Polres Cianjur, atas dugaan tindak pidana gratifikasi.
Ketua Himat, Edwin Nursalam menyampaikan, laporan pengaduan tersebut berkaitan dengan kegiatan umrah bareng, yang berdasarkan daftar jemaah umrah yang beredar di aplikasi WhatsApp beberapa waktu lalu, diikuti 127 jemaah termasuk di dalamnya Bupati Cianjur, kepala dinas, ASN, tokoh agama, politikus, pengusaha serta elemen masyarakat lainnya.
“Menurut pihak travel yang berstatement di sejumlah media, keberangkatan jemaah umrah ini pada Kamis (28/9/2023). Siang tadi, kami sudah laporkan dugaan gratifikasinya ke Polres Cianjur,” ujarnya kepada beritacianjur.com, Rabu (27/9/2023).
Dugaan gratifikasi, sambung dia, semakin menguat ketika sejumlah jemaah umrah bareng memberikan keterangan di sejumlah media, yang menyebutkan sosok pengusaha yang membiayai kegiatan umrah bareng tersebut. Berdasarkan informasi yang dihimpun pihaknya, sang pengusaha memiliki kepentingan tehadap Pemkab Cianjur yang berkaitan dengan pembebasan lahan.
“Sebenarnya dari awal kami sudah mendapatkan sejumlah informasi, diduga sejumlah jemaah yang ikut umrah bareng tersebut dibiayai oleh seorang pengusaha. Ternyata informasi tersebut diperkuat oleh sebagian jemaah yang berstatement di media, yang menyebutkan biaya umrahnya dibiayai seorang pengusaha berinisial D,” sebutnya.(gie)