BERITACIANJUR.COM – DINAS Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Cianjur, tengah fokus melaksanakan intervensi bayi di bawah usia dua tahun (baduta) dan bayi di bawah lima tahun (balita).
Untuk menjawab pertanyaan terkait tujuan dari kegiatan intervensi stunting tersebut, Kepala Bidang Pembangunan Ketahanan Keluarga DPPKBP3A Cianjur, Atik Sartika menjelaskan, tujuan umumnya meningkatkan status gizi balita gizi kurang/buruk pada balita stunting.
Sementara untuk tujuan khususnya, sambung Atik, program intervensi baduta stunting bisa meningkatkan pengetahuan orangtua sasaran tentang pentingnya pemberian makanan tambahan (PMT) pada sasaran. Tak hanya itu, program tersebut juga diharapkan mampu mengurangi dan mempercepat penurunan prevalensi stunting di desa atau kelurahan lokasi khusus (lokus).
“Kegiatan pemberian PMT pemulihan yang dikelola melalui kader yang sudah mendapatkan pengarahan, tentang tata cara pengelolaan PMT. Lalu distribusikan langsung dengan sasaran anak baduta/balita sebanyak 101, terdiri dari baduta di Kelurahan Sawahgede seabnyak 36 baduta dan 65 baduta dari Kelurahan Sayang,” jelasnya kepada beritacianjur.com, Selasa (25/10/2022).
Diberitakan sebelumnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur dan Himpunan Alumni Institut Pertanian Bogor (IPB) bekerjasama dalam mengentaskan stunting di Cianjur. Kegiatan launching intervensi balita stunting pun dihelat di Kantor Kelurahan Sayang, Cianjur, Kamis (20/10/2022).
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Cianjur, Heri Suparjo mengatakan, meski jika melihat angka stunting di Cianjur dinilai cukup berat, namun bukan hal mustahil untuk mencapai target zero stunting di Cianjur.
“InsyaAllah kita akan terus menerus berusaha semaksimal mungkin dalam pengentasan stunting di Cianjur. Tak ada yang mustahil apalagi adanya peran serta semua komponen masyarakat. Hari ini Muspida hadir, setiap leading sektor di kecamatan dan desa juga berupaya. Diperkuat lagi adanya kerja sama dengan Himpunan Alumni IPB dan beberapa pengusaha melalui CSR-nya,” ujarnya usai acara launching.
Ia menerangkan, kegiatan tersebut diikuti sebanyak 101 bayi di bawah usia dua tahun (baduta). Selama 90 hari ke depan, sambung dia, pihaknya akan mendistribusikan pemberian makanan tambahan (PMT) dengan mengawasi perkembangannya.
“Kita juga akan memberikan alat deteksi stunting sejak dini, timbangan badan, alat antropometri kit stunting dan kit pranikah. Untuk PMT, nanti para kader yang akan memberikan cara pembuatan PMT-nya,” paparnya.(ziz/gie)