BERITACIANJUR.COM – Peristiwa ambruknya bangunan SMP 1 Agrabinta menuai sorotan dari sejumlah kalangan dan para netizen. Mereka berharap kejadian ambruknya bangunan sekolah yang masih tengah dalam proses pembangunan tersebut diselidiki dan diusut hingga tuntas.
Seperti diketahui, bangunan sekolah yang berlokasi di Desa Mekarsari Kecamatan Agrabinta Cianjur selatan tersebut tiba-tiba ambruk pada Kamis (23/9/2021) lalu. Padahal, 6 bangunan yang terdiri dari ruang guru dan kepala sekolah tersebut masih sedang dibangun.
“Loba kana pesak meureun min jadi we ambruk (Banyak masuk kantong sendiri mungkin min jadi ambruk. red). Harus diselidiki,” tulis seorang komentar di instagram beritacianjur.com.
Netizen lainnya berkomentar, dari peristiwa tersebut tercium bau dugaan korupsi. Bahkan ada juga netizen yang berharap agar dilakukan cek kelayakan. “Alhamdulillah ambruk sedang tahap pembangunan. Coba mun geus aktif barudak KBM na (Coba kalau sudah aktif kegiatan belajar mengajarnya, red). Coba dicek kelayakannya,” komentar netizen lainnya.
Sementara itu, Direktur Pusat Kajian Kebijakan Publik, Cianjur Riset Center (CRC), Anton Ramadhan sepakat dengan para netizen. Menurutnya, ambruknya bangunan sekolah yang tengah dibangun jangan hanya selesai dengan perbaikan oleh pihak ketiga saja. Namun harus diusut tuntas penyebabnya bahkan harus diselidiki dari mulai proses tender pekerjaannya.
“Ketika sudah ambruk, jangan hanya selesai dengan adanya itikad perbaikan yang akan dilakukan pihak ketiga saja. Tapi peristiwa janggal ini harus diusut hingga tuntas. Mulai dari proses tender, pemenang tender hingga penyebab ambruk. Jika terbukti ada pelanggaran, tindak tegas,” pungkasnya.
Tak hanya itu, sambung Anton, hal lain yang harus diperiksa adalah kinerja dari konsultan perencanaan dan konsultan pengawas atas pekerjaan pembangunan SMP 1 Agrabinta. Ia mempertanyakan, apakah perencanaan proyek tersebut sudah benar dalam artian sesuai dengan kaidah perencanaan dan bukan copy paste?
Anton menegaskan, jika perencanaannya sudah sesuai, pertanyaan selanjutnya bagaimana kinerja konsultan pengawas, apakah sudah melaksanakan tugas pengawasan secara benar atas setiap tahap pengerjaan yang dilakukan oleh pihak rekanan?
“Dalam hal ini rekanan melaksanakan pekerjaaan baik tahapan maupun kualiatas bahan yang digunakan, serta volume sudah sesuai dengan perencanaan yang dibuat oleh konsultan perencana. Jangan sampai konsultan pengawas hanya membuat laporan sesuai dengan keinginan pihak rekanan,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Cianjur, Himam Haris menerangkan, tahapan pembangunan SMP 1 Agrabinta masih dalam proses pemasangan atap. Penyebab ambruk, lanjut dia, terdapat kesalahan pemasangan kuda-kuda dan penyangga. “Mulai kemarin pagi sudah diperbaiki lagi,” akunya.(gie)