BERITACIANJUR.COM – DI balik aksi kemanusiaan 111 bertajuk “Masyarakat Menggugat” di Pendopo Cianjur, Rabu (11/1/2023) yang berjalan kondusif, ternyata muncul kabar adanya sejumlah warga korban gempa Cianjur yang mendapatkan teror atau ancaman karena mengikuti demo. Benarkah?
Ya, informasi tersebut muncul dari salah seorang warga yang turut aksi 111. Pria berusia 40 tahun yang enggan disebutkan namanya mengaku, ancaman atau teror tersebut ia terima saat kumpul persiapan aksi di Lapangan Prawatasari Cianjur.
“Saya warga yang ikut aksi dan juga anggota salah satu ormas, saat hendak ikut demo saya diteror untuk tidak ikut demo dan jika tetap ikut diancam dibawa KTA saya. Padahal, saya dan warga lainnya benar-benar terdampak dan murni ingin menyuarakan aspirasi,” ujarnya usai aksi.
Tak hanya teror, ada sisi lainnya di balik aksi 111 tadi, yakni sejumlah warga yang turut demo mengira bakal dibagi nasi kotak, karena sebelumnya mendapatkan kabar bahwa Bupati Cianjur, Herman Suherman memesan nasi kotak ke Pendopo Cianjur.
“Informasinya benar bahwa ada pesanan bupati 600 nasi kotak ke Pendopo Cianjur saat aksi tadi. Kita bukannya mengharapkan toh ini aksi kemanusiaan, udud meuli sorangan ge (rokok beli sendiri, red) jadi, tapi pertanyaannya itu pesanan bupati untuk siapa, kan bupatinya juga tidak hadir saat aksi,” ungkap pria yang enggan disebutkan namanya.
Menanggapi hal tersebut, salah seorang Koordinator Aksi Masyarakat Menggugat, Galih Widyaswara mengaku merasa ironis ketika adanya teror atau ancaman dari oknum kepada warga yang turut demo.
“Seharusnya, mau itu datang dari pihak Pemkab Cianjur maupun dari pihak manapun, harus betul-betul peduli dan memiliki hati terkait alasan atau dasar warga hingga berkenan ikut aksi menyampaikan aspirasi. Ketika warga atau korban gempa mau ikut demo, itu menandakan betapa mereka perlu kepastian dari pemerintah terkait bantuan gempa yang semrawut,” ucapnya.
Selain itu, terkait 600 nasi kotak pesanan bupati yang entah untuk siapa, Galih menegaskan, semua pihak yang ikut aksi 111 tadi, semuanya murni dengan biaya sendiri.
“Jika benar ada pesanan dari bupati ke Pendopo Cianjur, itu untuk siapa? Karena semua yang ikut aksi tidak ada yang menerima nasi kotak. Mereka makan sendiri masing-masing,” pungkasnya.(gie)