Dikecewakan Bulog, Komisi B Ancam Usulkan Pemkab Tak Beli Lagi Beras Kotor dan Berbau

Beritacianjur.com – KINERJA Perum Bulog Sub Divre Cianjur menjadi sorotan. Hal itu terjadi setelah beras yang dipasok ke dapur umum bagi warga terdampak Covid-19 dinilai tidak layak konsumsi.

Penilaian dan kekecewaan tersebut salah satunya datang dari Komisi B DPRD Cianjur. Bahkan untuk semakin memastikan hal tersebut, Ketua Komisi B, Sinta Dewi beserta anggota lainnnya langsung mendatangi Kantor Bulog Cianjur, Rabu (29/4/2020).

“Ya, dikarenakan kemarin masyarakat ada yang komplen, katanya ini beras tidak layak konsumsi. Oleh karena itu, kita sidak ke Bulog untuk mempertanyakan kualitas beras. Jika tidak layak konsumsi, kenapa bisa sampai dikirim ke masyarakat?” ujar Sinta kepada beritacianjur.com.

Sinta mengutarakan kekecewaannya terhadap Bulog yang membiarkan beras kotor dan berbau bisa dikirim ke masyarakat sehingga burujung menjadi polemik.

“Kalaupun katanya bisa dilakukan pembersihan, kenapa tidak dari awal? Kenapa harus nunggu gaduh dulu di masyarakat? Kita akan terus mengawasi, bila perlu kita usulkan pemerintah jangan beli beras itu lagi,” tegasnya.

Sementara itu, Sekretaris Komisi B Diki Ismail menegaskan, jika Pemkab Cianjur atau Plt Bupati Cianjur, Herman Suherman sebagai ketua gugus tugas tidak menindaklanjuti temuan beras tidak layak konsumsi tersebut, maka pihaknya yang akan mengusulkan panitia khusus (pansus) guna menindaklanjuti kasus beras untuk dapur umum.

“Hal itu perlu dilakukan karena kami khawatir, bahan pangan dapur umum yang lain juga berasnya berkualitas buruk,” katanya.

Terpisah, meski sejumlah pihak menyebutkan berasnya tidak layak konsumsi, Kepala Perum Bulog Sub Divre Cianjur, Rahmatullah tetap membantahnya. Menurutnya, beras medium yang dipasoknya layak konsumsi, hanya saja beras yang dipasok ke dapur umum merupakan stok beras medium yang sudah tersimpan lebih dari tiga bulan. Alhasil, di dalam beras terdapat residu berupa depu atau hama mati.

Baca Juga  50 Nakes di Cianjur Positif Covid-19

“Kalau soal mesin untuk membersihkan, itu hanya untuk membersihkan residunya saja. Jadi, sebelum atau sesudah dibersihkan, sebenarnya berasnya tetap layak makan,” pungkasnya.(wan/gie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *