Tekan Laju Penyebaran Covid-19, Arus Bawah Jokowi Dukung Percepatan Vaksinasi

BERITACIANJUR.COM – MELIHAT pentingnya vaksinasi sebagai bagian untuk menekan laju penyebaran Covid-19 di Indonesia, relawan Arus Bawah Jokowi (ABJ) mendukung setiap langkah percepatan vaksinasi Covid-19.

Sekretaris Jenderal ABJ Ilmar Ilyas mengatakan, vaksinasi gotong royong individu atau dikenal juga dengan vaksinasi mandiri, sangat tepat dilakukan. Kementerian Kesehatan (Kemkes), sambung dia, telah menyampaikan bahwa vaksinasi berbayar bersifat opsional.

Ia menilai, hal tersebut bertujuan untuk memperluas dan mempercepat sekaligus mendekatkan akses untuk pelayanan vaksinasi. Menurutnya, tidak ada alasan untuk menolak sepanjang pelaksanaan vaksinasi berbayar mengacu pada ketentuan perundang-undangan.

“Sudah terang benderang disampaikan pemerintah bahwa vaksinasi gotong royong tidak wajib, dan tidak menghilangkan hak vaksinasi gratis bagi rakyat yang selama ini masih berjalan. ABJ dukung penuh setiap upaya percepatan vaksinasi agar kita mencapai herd immunity,” kata Ilmar dalam keterangannya, Rabu (14/7/2021).

Ilmar menilai para pihak yang menolak, tampaknya belum memahami secara komprehensif maksud dan tujuan vaksinasi mandiri. Tidak tertutup kemungkinan ada motif politik atas penolakan tersebut. Ilmar mengajak seluruh lapisan masyarakat tidak berprasangka buruk, sehingga menimbulkan ekses negatif bagi upaya penanganan Covid-19.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, lanjut Ilmar, telah menekankan vaksinasi gotong royong oleh perusahaan juga gratis. Artinya pekerja sama sekali tidak dipungut biaya.

Menurutnya, vaksinasi gotong royong harus dibedakan dengan vaksinasi mandiri. Alhasil perusahaan pun bisa saja membayar vaksinasi mandiri untuk pekerja. Hal ini yang belum dipahami segelintir kelompok yang menolak vaksinasi mandiri.

“Intinya, semakin banyak warga yang divaksinasi, maka akan segera terbentuk herd immunity (kekebalasan kelompok). Relawan ABJ berharap kita tidak perlu ribut-ribut, gaduh-gaduh soal vaksinasi ini gratis atau berbayar. Karena yang terpenting kita divaksinasi. Hilangkan prasangka buruk,” tegas Ilmar.

Baca Juga  Polres Cianjur Dalami Video Viral Dua Pegawai Mesum di Musala Hotel

Ilmar menuturkan BUMN terlebih Kimia Farma mempunyai jaringan klinik dan tenaga kesehatan yang cukup signifikan di Indonesia. Sebagaimana diungkap Menteri BUMN, jaringan apotek Kimia Farma mencapai 1.300 unit, bahkan dilengkapi dokter dan tenaga kesehatan. Hal ini membuktikan vaksinasi mandiri sudah melalui kajian mendalam.

“Banyak juga mungkin mereka yang berkemampuan, mau vaksinasi terus bayar sendiri. Malah bagus untuk mempercepat herd immunity, semua ramai-ramai sadar pentingnya vaksinasi. Hentikan perdebatan yang tidak produktif soal vaksinasi ini. Habis energi bangsa,” paparmya.

Ilmar juga menyontohkan proses PCR berbayar yang menjadi pilihan selama ini tetap dilakukan dan tidak pernah dipolemikkan meski biayanya mahal. “Ada yang sanggup bayar kan gak masalah. Ini sekarang begitu soal vaksinasi jadi ribut. Kan aneh. Kecuali vaksin gratis dihentikan, atau vaksin berbayar yang dijadikan prioritas oleh pemerintah,” pungkasnya.(gie/rls)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *