BERITACIANJUR.COM – Puluhan pedagang yang tergabung dalam organisasi Sahabat Bomero dan Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Cianjur (YLBHC) menggelar aksi unjuk rasa di Pendopo Cianjur, Jumat (7/11/2025).
Pantauan beritacianjur.com, sejumlah mahasiwa dari Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cianjur, dan Pegerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cianjur juga turut hadir dalam aksi unjuk rasa tersebut.
Dalam aksinya, mereka menyampaikan beberapa poin tuntutan terutama dalam bentuk penolakan relokasi pedagang Bojongmeron (Bomero) ke Pasar Induk Cianjur, dan mereka menyatakan kekecewaanya karena aksinya itu tidak dihadiri oleh pemimpin Kabupaten Cianjur untuk berdialog.
Seperti diketahui, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur melalui Satpol PP dan Pemadam Kebakaran Cianjur, sudah melayangkan Surat Peringatan ke 2 (SP2) hingga SP3 beberapa waktu lalu.
Namun nyatanya para pedagang Bomero tetap bertahan dan enggan untuk direlokasi ke Pasar Induk Cianjur.
“Kami sepenuhnya kecewa karena kedatangan kami ke sini itu untuk berdialog dihadiri oleh Bupati dan Wakil Bupati Cianjur beserta jajarannya. Namun nyatanya tidak ada,” ujar Koordinator Aksi, Zaki Muhaimin kepada wartawan.
Menurutnya, para pedagang bakal tetap berdagang di Bomero walaupun Pemkab Cianjur tetap akan merencanalan relokasi ke Pasar Induk Cianjur.
Ia pun menyampaikan prinsip persamaan di hadapan hukum dan non-diskriminasi terhadap seluruh pedagang di Kabupaten Cianjur.
“Kami juga meminta DPRD Cianjur menjalankan fungsi pengawasan terhadap kebijakan publik yang berdampak sosial- ekonomi,” paparnya.
Kemudian, lanjutnya, para pedagang juga mendesak Bupati Cianjur membentuk Forum Dialog Kebijakan yang melibatkan akademisi, masyarakat, dan pedagang sebelum mengambil keputusan.
“Di sini kita bakal tetap berjualan di Bomero untuk memperjuangan kehidupan kami, dan ini sudah atas kesepakatan semua. Kami juga ingin pemkab mencabut Perbup nomor 30 2016,” tuturnya.
Terkait kebijakan pemkab dalam relokasi ini, lanjutnya, sudah ada sebelumnya surat untuk beraudiensi, namun tidak pernah ada tanggapan dari Pemkab Cianjur.
“Begitu pun kami juga melakukan RDP kemarin, dan mengeluarkan hasil nota dinas untuk mempertimbangkan ulang atas peraturan relokasi Bomero itu,” jelasnya.
Namun nyatanya, Pemkab Cianjur tak pernah mengindahkan hal tersebut. Sebab itu, pihaknya bakal tetap bertahan dan berjualan di Bomero mau bagaimana pun hasilnya.
“Rencananya pemkab akan mengesekusi di Senin (10/11/2025) namun kami akan tetap bertahan. Bahkan sampai sekarang pun hasil dari unjuk rasa ini tidak ada hasil sama sekali karena tidak ada tanggapan dari pemkab,” pungkasnya.(gil/gap)










