Beritacianjur.com – TAK hanya diduga berkampanye pada program Cianjur Ngawangun Lembur (CNL) yang dibiayai Pemkab Cianjur, namun tim dari Plt Bupati Cianjur, Herman Suherman pun diduga blusukan ke lingkungan sekolah.
Dugaan tersebut datang dari seorang guru di Kecamatan Cidaun yang enggan disebutkan namanya. Menurutnya, tim Herman menawarkan sumbangan Rp20.000 untuk menambah biaya pembuatan kaos kegiatan guru di Cidaun, dengan syarat harus mendukung Plt Bupati saat Pilkada Cianjur 2020.
“Saat diskusi di forum grup WhatsApp, tiba-tiba ada yang mengirimkan kembali pesan dari tim Pak Plt Bupati untuk para guru di grup, yang menawarkan akan memberikan Rp20 ribu per orang asal pada pemilihan bupati nanti harus dukung Herman Suherman,” ujarnya kepada beritacianjur.com, belum lama ini.
Saat ditanya siapa guru yang mengirimkan pesan dari tim Herman, ia menyebutkan nama Asep Sopandiansyah, seorang Kepala SDN Cibitung Desa Cibuluh Kecamatan Cidaun, yang juga merupakan Ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S).
Ia mengaku, setelah persoalan ini sampai ke telinga jurnalis, Asep tiba-tiba mengirimkan pesan ke grup dengan kata-kata yang membuat para guru tersinggung. Ia menduga kata-kata yang dinilainya tak pantas tersebut dilontarkan karena Asep tak menyangka aroma kampanye bisa bocor tercium oleh media.
“Ya setelah informasi diketahui wartawan, tiba-tiba Pak Asep bilang bahwa ada guru Kertajadi yang bermental penghianat, berkepala ular dan bermental kerdil. Maksud dia mungkin harusnya informasi seperti itu jangan sampai bocor ke wartawan. Bukan hanya saya, kata-kata itu jelas menyinggung seluruh guru di Gugus Kertajadi,” ucapnya.
Untuk memastikan kebenaran informasi tersebut, beritacianjur.com langsung mengonfirmasi langsung Kepala SDN Cibitung Desa Cibuluh, Asep Sopandiansyah. Ia membantah bahwa semua hal tersebut tidak benar.
“Ya memang saya mengakui itu, tapi itu hanya guyonan tidak serius, adapun kata-kata yang akan diberi 20 ribu per orang itu kaitannya dengan calon kepala desa bukan BHS (Bersama Herman Suherman),” ujarnya saat berkunjung ke Kantor Redaksi beritacianjur.com, belum lama ini.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Cianjur People Movement (Cepot), Ahmad Anwar menilai, meski mengaku kaitannya dengan calon kepala desa dan bukan untuk Herman Suherman, keduanya tetap saja kampanye yang seharusnya tidak diperbolehkan terjadi di lingkungan guru.
“Kita harus telusuri ke Cidaun, bagaimana kronologis yang sebenarnya. Tapi intinya, mau untuk calon kades mau untuk Herman Suherman, itu tetap tidak boleh karena sama-sama kampanye. Guru apalagi seorang kepala sekolah dan ketua K3S, haram baginya berkampanye mendukung salah satu calon. Ini harus diusut,” pungkasnya.(wan)